Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
MANTAN Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, terpilih menjadi pemimpin baru Partai Konservatif sekaligus perdana menteri baru Inggris setelah memenangi pemungutan suara partai, Selasa (23/7). Dia menggantikan Theresa May yang mengundurkan diri dari jabatannya pada 7 Juni lalu.
Berdasarkan penghitungan suara yang rampung pada Senin sore, Johnson mendapat 92.153 suara, sementara rival dan juga penerusnya sebagai menlu, Jeremy Hunt, mendapat 46.656 dukungan.
"Saya umumkan hasil pemungutan suara. Jumlah pemilih sah ada 159.320, sementara suara yang dipakai sebanyak 87,4 persen. Jeremy Hunt mendapat 46.656 suara, sementara Boris Johnson mendapat 92.153 suara. Dengan begitu saya umumkan Boris Johnson sebagai pemimpin baru Partai Konservatif," kata anggota Komite Konservatif 1922, Dame Cheryl Gillan di Queen Elizabeth II Centre di London, Selasa (23/7) siang waktu setempat.
Dengan hasil itu, Boris Johnson akan segera berjibaku dengan 27 pemimpin Uni Eropa dan parlemennya sendiri untuk memperjuangkan Brexit.
Johnson telah berjanji untuk mengeluarkan Inggris pada tenggat waktu 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan. "Lakukan atau mati, apa pun yang terjadi.”
Sementara, warga Inggris masih berdebat sengit tentang konsekuensi pemungutan suara tahun 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa.
Langkah pemimpin baru ini kemungkinan akan berdampak pada nasib generasi mendatang di Inggris. Dampak itu juga akan memengaruhi kelangsungan ekonomi Eropa.
Sementara itu, beberapa pakar memperkirakan perdana menteri baru nantinya tidak bertahan lebih dari beberapa bulan. (AFP/*/A-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved