Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
POLISI Jepang menggeledah rumah dari pria yang melakukan penimakan sporadis di Kawasaki, Selasa 28 Mei 2019. Penikaman itu menewaskan dua orang, termasuk seorang anak perempuan.
Baca juga: Pelaku Penikaman Jepang Jarang Berinteraksi dengan Tetangga.
Pelaku penikaman yang diketahui bernama Ryuichi Iwasaki, tewas setelah menusuk diri sendiri usai melakukan aksinya. Tewasnya pria berusia 51 tahun itu, membuat polisi sulit menentukan motif dari penikaman.
“Pada Rabu pagi, polisi menggeledah rumahnya yang tidak jauh dari lokasi serangan. Beberapa benda yang tidak diketahui pun turut disita,” jelas laporan NHK, seperti dikutip AFP, Rabu, 29 Mei 2019.
Media setempat menyebutkan bahwa Iwasaki tinggal bersama keluarganya yang sudah tua dan berusia sekitar 80an tahun. Namun tidak ada detail lebih lanjut mengenai hal itu.
Serangan yang terjadi di wilayah selatan Tokyo pada Selasa pagi itu, menewaskan Hanako Kuribayashi yang masih berusia 11 tahun. Sementara Satoshi Oyama yang berusia 39 tahun turut tewas. Oyama diketahui berprofesi sebagai pejabat pemerintah yang merupakan ahli Myanmar.
“17 orang lainnya, yang sebagian besar anak-anak, turut terluka dalam kejadian ini,” pihak berwenang Jepang menjelaskan.
Pelaku mengawasi
Penikaman yang dilakukan oleh Ryuichi Iwasaki menggemparkan masyarakat Jepang. Diyakini, Iwasaki mengawasi diam-diam siswa sekolah Caritas Gakuen yang menunggu bus.
Setelah dirasanya tepat, Iwasaki yang memegang pisau di kedua tangan melakukan aksinya. Dia dengan beringas dan tanpa ampun menikam siapa pun yang ada didepannya, hingga pada akhirnya Iwasaki melakukan bunuh diri.
Rabu pagi muncul keterangan baru yang menyebutkan Iwasaki tidak terlalu akrab dengan tetangganya. Seorang tetangganya, mengaku disapa oleh Iwasaki sekitar 40 menit sebelum ia melakukan penikaman. Menurutnya sapaan itu sangat tidak biasa.
Sementara seorang pria yang mengaku sebagai guru dari Iwasaki, menyebutkan sosoknya bukanlah murid yang menonjol.
“Dia dan temannya kerap saling dorong, tetapi Iwasaki tidak pernah membalasnya secara kasar,” ujar guru yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
Setelah serangan ini, Pemerintah Jepang mengatakan akan mengkaji langkah untuk memberikan keamanan kepada siswa yang berjalan kaki dari dan menuju sekolah.
Insiden penikaman itu menjadi coreng bagi Jepang yang memiliki rata-rata kejahatan terendah di antara Negara Maju. Bahkan sudah menjadi kebiasaan anak-anak kecil menggunakan bus untuk ke sekolah.(medcom/OL-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved