Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
MILITER Korea Selatan menyebut Korea Utara telah menembakkan sejumlah proyektil tidak dikenal. Hal itu terungkap ketika utusan Amerika Serikat (AS) mengunjungi Seoul untuk berdiskusi mengenai upaya memecah kebuntuan nuklir.
"Korea Utara menembakkan sejumlah proyektil yang tidak teridentifkasi ke arah timur, yang berasal dari situs Sino-ri di Pyongan Utara," bunyi pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Namai Putra Mereka Archie
Peluncuran itu terjadi hanya beberapa hari setelah Korea Utara melakukan latihan militer, serta menembakkan beberapa proyektil yang salah satunya diyakini rudal jarak pendek.
Beberapa jam sebelum peluncuran, Perwakilan Khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun, tiba di Seoul pada Rabu malam. Kedatangannya bertujuan untuk berdiskusi dengan pejabat Korea Selatan terkait pendekatan sekutu terhadap Pyongyang. Itu merupakan kunjungan pertama Biegun ke Seoul, sejak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) putaran kedua antara AS dan Korea Utara berakhir tanpa kesepakatan.
"Sejauh ini kami masih menganalisis apakah (tembakan) mencakup satu atau beberapa proyektil," ujar juru bicara JCS kepada AFP.
Hingga Sabtu kemarin, Pyongyang, Seoul dan Washington berusaha menahan diri dari tindakan peluncuran rudal, yang dapat membahayakan diplomasi yang tengah berlangsung. Pun, langkah itu berpotensi melanggar resolusi Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta janji Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, atas pembekuan tes rudal jarak jauh.
Korea Utara menyatakan latihan pada Sabtu lalu, melibatkan banyak peluncur roket jarak jauh dan senjata pemandu taktis. Akan tetapi, para ahli memandang Korea Utara setidaknya meluncurkan satu rudal jarak pendek selama latihan. Sebuah laporan dalam situs website 38 North menyebut rudal itu merupakan Iskander yang diproduksi Rusia.
"Puing-puing yang dihasilkan aktivitas peluncuran di Korea Utara secara virtual hampir cocok dengan Iskander buatan Rusia," kata laporan tersebut.
Apabila Korea Utara mengimpor rudal balistik Iskander dari Rusia, maka negara itu memiliki kapasitas untuk mengirimkan hulu ledak ke target di Korea Selatan dengan sangat tepat.
Pertemuan puncak antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, pada tahun lalu memicu pencairan diplomatik di wilayah semenanjung. Sekaligus, membuka jalan pertemuan pertama bersejarah antara pemimpin dua Korea.
Sayangnya KTT putaran kedua AS-Korea Utara yang gagal menghasilkan kesepakatan, membuat Pyongyang menyalahkan Seoul. Pemerintah Korea Selatan dinilai berpihak pada Washington, sehingga hubungan antar-Korea merenggang.
Baca juga: Pengembalian Pajak Trump Rugikan US$1,7 M
Seorang juru bicara delegasi Korea Utara untuk perundingan militer mengatakan latihan rutin pada Sabtu kemarin, dilakukan di wilayah perairan domestik. Dia menambahkan proyektil yang beterbangan tidak menimbulkan ancaman bagi AS, Korea Selatan maupun Jepang.
"Dalam penembakan rudal menengah dan jarak jauh, tidak mencakup peluru kendali balistik antarbenua (ICBM)," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan kantor berita pusat Korea. (AFP/Tes)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved