Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kerusuhan Warnai Demo Kudeta terhadap Maduro

Tesa Oktiana Surbakti
01/5/2019 23:40
Kerusuhan Warnai Demo Kudeta terhadap Maduro
Warga venezuelan memprotes Presiden Venezuela Nicolas Maduro di luar kedutaan besar Venezuela di San Jose(AFP)

PEMIMPIN interim Vene­zuela, Juan Guaido, mengklaim pasukannya telah bergabung dalam gerakan penggulingan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Pemerintahan Maduro berupaya melawan percobaan kudeta oleh pemimpin oposisi yang didukung Amerika Serikat (AS).

Gerakan yang semula direncanakan dengan hati-hati oleh Guaido untuk menunjukkan tumbuhnya dukungan militer, berubah menjadi kerusuhan ketika asap hitam mengepung wilayah timur Caracas. Pemerintah Venezuela di bawah kepemimpinan Maduro, me­lumpuh­kan percobaan kudeta oleh sekelompok tentara berskala kecil yang dinilai berbahaya.

Bagaimanapun, cengkeraman besi Maduro terhadap militer tampaknya mulai merenggang. Selama ini, dukungan militer membuat Maduro berada di atas angin, terutama dalam perselisihan dengan pimpinan oposisi, Guaido. Melalui akun Twitter-nya, Maduro mengklaim para kepala militer telah meyakinkannya terkait dengan kesetiaan penuh.

Pemimpin Majelis Nasional berusia 35 tahun diketahui mendatangi luar pangkalan udara La Carlota. Guaido yang diakui sebagai presiden interim oleh lebih dari 50 negara, mendesak angkatan bersenjata untuk bergabung dengannya. Guaido mengklaim langkah itu merupakan awal dari berakhirnya rezim Maduro. “Tidak ada jalan untuk kembali,” tegasnya.

Begitu kerumunan massa semakin meluas di sekitar pangkal­an, sejumlah petugas kepolisian melemparkan gas air mata untuk menjauhkan mereka dari peri­meter. Tak berapa lama, pasukan dengan pakaian antihuru-hara, didukung kendaran lapis baja dan tanker air, berbaris melawan para demonstran.

“Hari ini Maduro harus mengundurkan diri. Hari ini semua pengedar narkoba di negara ini harus angkat kaki. Hari ini kami memegang kuat negara kami, Vene­zuela,” ujar seorang pengunjuk rasa di tengah kekacauan.

Potensi pertumpahan darah

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengimbau semua pihak untuk menghindari kekerasan. Kepala Militer dan Menteri Pertahanan Venezuela, Jenderal Vladimir Padrino, mengeluarkan peringatan keras terkait dengan potensi pertumpahan darah. Dia menegaskan, pihaknya menganggap pertanggungjawaban berada di pundak oposisi.

“Situasi di barak dan pangkalan militer Venezuela sudah kembali normal,” terang Padrino melalui akun Twitter-nya.

Menteri Komunikasi Venezuela, Jorge Rodriguez, meminta pasukan militer tetap waspada dalam level maksimum.

“Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian harus mengalahkan u­paya kudeta dan menjaga perdamaian,” pungkasnya.

AS yang mendukung penuh kepemimpinan Guaido, menyerukan militer untuk melindungi rakyat dan berpihak kepada sejumlah lembaga yang sah, termasuk Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi.

“Pemerintah AS sepenuhnya mendukung rakyat Venezuela yang berjuang mencari kebebasan dan demokrasi. Keinginan itu tidak dapat dikalahkan,” bunyi cicitan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.

Rusia dan Tiongkok, pendukung utama Maduro, menuding kepemimpinan Guaido telah memicu konflik di negara kaya minyak. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya