Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Sri Lanka Antisipasi Serangan Teroris sebelum Ramadan

Fajar Nugraha
01/5/2019 05:50
Sri Lanka Antisipasi Serangan Teroris sebelum Ramadan
Keamanan di Sri Lanka masih diperketat usai serangan bom Paskah pada 21 April 2019, yang menewaskan 253 jiwa.(AFP)

SRI LANKA mengatakan bahwa pasukan keamanan mempertahankan tingkat kewaspadaan tinggi. Ini dilakukan setelah intelijen melaporkan bahwa kelompok militan merencanakan serangan baru sebelum dimulainya bulan suci Ramadan.
 
Kepala divisi keamanan kementerian kepolisian telah mengatakan dalam sebuah surat kepada anggota parlemen dan pejabat lainnya bahwa, serangan diperkirakan terjadi pada Minggu atau Senin oleh kelompok pengacau keamanan yang mengenakan seragam militer.

Tidak ada serangan pada Minggu dan Senin tetapi keamanan di Sri Lanka yang mayoritas penduduknya beragama Budha terus meningkat, dengan sejumlah tersangka militan ditangkap sejak serangan 21 April di hotel dan gereja yang menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk 42 warga negara asing.
 
"Keamanan akan tetap ketat selama beberapa hari karena militer dan polisi masih melacak tersangka," kata seorang pejabat senior intelijen polisi, seperti dikutip AFP, Selasa, 30 April 2019.
 
Sumber pemerintah lainnya mengatakan bahwa sebuah dokumen telah diedarkan di antara lembaga-lembaga keamanan utama yang menginstruksikan semua polisi dan pasukan keamanan di seluruh negara kepulauan Samudra Hindia itu untuk tetap siaga tinggi, karena militan diperkirakan akan melakukan serangan sebelum Ramadan. Ramadan dijadwalkan akan dimulai di Sri Lanka pada 6 Mei.
 
Pemerintah juga telah melarang perempuan mengenakan cadar di bawah undang-undang darurat yang diberlakukan setelah serangan Minggu Paskah.
 
Pihak berwenang mencurigai anggota dua kelompok yang sebelumnya kurang dikenal -,National Thawheedh Jamaath (NTJ) dan Jammiyathul Millathu Ibrahim,- melakukan serangan, meskipun kelompok ekstrimis Negara Islam telah mengaku bertanggung jawab.
 
Pihak berwenang percaya Zahran Hashim, pendiri NTJ, adalah dalang dan salah satu dari sembilan pelaku bom bunuh diri.
 
Di India, polisi mengatakan mereka telah menangkap seorang pria berusia 29 tahun di negara bagian selatan Kerala, dekat dengan Sri Lanka, karena merencanakan serangan serupa di sana. Pria itu telah dipengaruhi oleh pidato yang dibuat oleh Zahran, kata Badan Investigasi Nasional pemerintah India dalam sebuah pernyataan.(medcom/OL-9)
 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik