Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Korut Membutuhkan Jaminan Keamanan

Denny Parsaulian Sinaga [email protected]
26/4/2019 05:00
Korut Membutuhkan Jaminan Keamanan
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dari Rusia dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un(. (Photo by Alexey NIKOLSKY / SPUTNIK / AFP))

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dari Rusia dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melakukan pertemuan puncak pertama mereka, Kamis (25/4) di Kota Vladivostok, Rusia Timur Jauh. Mereka berjanji untuk menjalin hubungan lebih erat ketika mereka berusaha melawan pengaruh AS.

Putin muncul dari perundingan dan mengatakan, seperti Amerika Serikat, Rusia mendukung upaya untuk mengurangi ketegangan di semenanjung Korea dan mencegah konflik nuklir. Namun, dia berkeras bahwa Pyongyang membutuhkan jaminan keamanan dan kedaulatan, serta melakukan pukulan terselubung di Washington karena berusaha untuk mempersenjatai Korea Utara.

"Kita perlu kembali ke negara yang hukum internasional, bukan hukum yang terkuat, menentukan situasi di dunia," kata Putin.

Kedua pemimpin berjabat tangan dan berbagi senyum sebelum menuju ke perundingan satu lawan satu yang berlangsung hampir dua jam, lebih lama dari yang diharapkan, di sebuah kampus universitas di sebuah pulau di lepas pantai Kota Pasifik.

Kedua pria itu mengatakan bahwa mereka berusaha memperkuat hubungan sejak dukungan Uni Soviet kepada pendiri Korea Utara, kakek Kim Il-sung.

Kim mengatakan dia berharap untuk mengubah hubungan modern dengan Moskow menjadi hubungan yang lebih stabil dan sehat, sedangkan Putin mengatakan kunjungan itu akan meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi.

Putin mendukung upaya Kim untuk menormalkan hubungan dengan Amerika Serikat dan berharap menemukan apa yang bisa dilakukan Rusia untuk membantu masalah denuklirisasi.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rabu (24/4), perundingan enam negara mengenai program nuklir Korea Utara yang diluncurkan pada 2003 dengan partisipasi Korea Utara dan Selatan, Tiongkok, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat, tetap menjadi pilihan terbaik untuk menemukan solusi.

"Saat ini tidak ada mekanisme internasional lain yang efektif," kata Peskov kepada wartawan.

"Di sisi lain, semua upaya patut mendapat dukungan jika mereka benar-benar mengejar tujuan denuklirisasi dan menyelesaikan masalah kedua Korea."

Moskow ialah pendukung penting Pyongyang selama beberapa dekade dan hubungan mereka berawal saat Korea Utara ketika Uni Soviet mengangkat Kim Il-sung sebagai pemimpin.

Buruh Korea Utara

Di antara masalah yang mungkin dibahas ialah nasib sekitar 10.000 pekerja Korea Utara yang bekerja di Rusia dan akan pergi pada akhir tahun ini di bawah sanksi.

Tenaga kerja ialah salah satu ekspor utama Korea Utara dan sumber uang tunai. Pyongyang dilaporkan meminta Rusia untuk terus mempekerjakan warganya setelah batas waktu yang ditentukan.

Moskow ialah pendukung penting Pyongyang selama beberapa dekade dan hubungan mereka kembali ke pendirian Korea Utara ketika Uni Soviet mengangkat Kim Il-sung sebagai pemimpin.

Uni Soviet mengurangi dana ke Korea Utara saat Korea Utara mulai mencari rekonsiliasi dengan Seoul pada 1980-an, tetapi Pyongyang sangat terpukul oleh kehancurannya pada 1991.

Segera setelah pemilihan pertamanya sebagai presiden Rusia, Putin berusaha untuk menormalkan hubungan dan bertemu Kim Jong-il--ayah pemimpin dan pendahulu--tiga kali, termasuk pertemuan 2002 yang juga diadakan di Vladivostok. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya