Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
SEJUMLAH kapal berteknologi tinggi milik Tiongkok telah terdeteksi di dekat Pulau Manus, Papua Nugini. Ini terjadi saat Amerika Serikat dan Australia memulai peningkatan pangkalan angkatan laut mereka di sekitar pulau tersebut.
Pengerahan kapal-kapal Tiongkok ke perairan itu telah memicu kekhawatiran. Alasannya, para ahli percaya informasi apa pun yang dikumpulkan survei Tiongkok itu dapat berperan penting dalam setiap konflik maritim di masa depan dengan Amerika Serikat.
Pengerahan kapal-kapal sipil Tiongkok itu juga memicu kekhawatiran bahwa Tiongkok sedang mengumpulkan data perencanaan misi dan memetakan rute-rute kapal selam yang penting.
Data satelit GPS mengungkapkan bahwa dua kapal peneliti Tiongkok memetakan perairan di zona ekonomi eksklusif PNG di utara Pulau Manus pada Desember tahun lalu. Itu terjadi dua minggu setelah Wakil Presiden AS Mike Pence mengumumkan pembangunan kembali Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus.
Baca Juga : Kapal-Kapal Tiongkok Bikin Filipina Meradang
Survei ilmiah laut dalam itu sendiri disebut Tiongkok sebagai bagian dari riset oseanografi Beijing di Pasifik Barat. Armada Riset Lautan Jauh milik Tiongkok itu juga telah melakukan survei di sekitar Filipina, Palau, Guam, dan Jepang.
Keperluan militer
Pejabat senior militer Australia dan Amerika mengakui survei oseanografi sepenuhnya sah. Mereka sadar kapal-kapal sipil milik mereka juga mengumpulkan data berharga untuk operasi pertahanan di masa depan.
"Informasi yang diperoleh untuk tujuan sumber daya itu memiliki penggunaan ganda untuk keperluan militer," kata koresponden ABC Andrew Green yang diberitahu seorang pejabat pertahanan Australia yang telah lama bertugas, yang ingin tetap anonim.
Sebuah laporan US Naval College dari November 2018 sebenarnya telah menyimpulkan bahwa 'kegiatan penelitian oseanografi di luar wilayah Tiongkok menimbulkan sejumlah kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan di AS'.
Ketika didesak oleh publikasi tersebut, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan penelitian oseanografinya yang luas tersebut semuanya dilakukan dalam wilayah hukum internasional dan melekat pada pengembangan ilmiah global. (Yan/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved