Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
GAMBAR satelit menunjukkan aktivitas di situs nuklir Korea Utara, yang disinyalir terkait dengan pemrosesan ulang bahan radioaktif menjadi bahan bakar peledak. Hal itu diungkapkan sebuah lembaga think tank Amerika Serikat (AS).
Apa pun kegiatan pemrosesan yang baru akan memengaruhi pembicaraan denuklirisasi antara AS dan Korea Utara. Mengingat pertemuan puncak yang dihadiri Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un gagal membuat kemajuan signifikan menuju denuklirisasi Korea Utara.
Pusat Studi Strategis dan Internasional AS menyatakan citra satelit menunjukkan sejumlah aktivitas di situs nuklir Yongbyon, Korea Utara, sejak 12 April. Di antaranya termasuk lima gerbong khusus dekat Fasilitas Pengayaan Uranium dan Laboratorium Radiokimia. Aktivitas tersebut mengindikasikan pemindahan bahan radioaktif.
"Di masa lalu, kereta api khusus biasanya berkaitan dengan pergerakan bahan radioaktif atau operasi pemrosesan ulang. Aktivitas sejauh ini, bersama dengan konfigurasinya, tidak mengabaikan kemungkinan keterlibatan Korea Utara dalam aktivitas tersebut, baik sebelum atau setelah operasi pemrosesan ulang," bunyi laporan tersebut.
Departemen Luar Negeri AS enggan menanggapi persoalan intelijen. Namun, sumber yang dekat dengan penilaian pemerintah AS menuturkan, para ahli memandang gerakan tersebut diyakini berkaitan dengan pemrosesan ulang. Kendati demikian, mereka masih ragu bahwa itu merupakan aktivitas nuklir yang signifikan.
Pengamat Korea Utara dari Stimson Center, Jenny Town, menekankan apabila pemrosesan ulang terjadi, jelas berdampak signifikan pada masa depan pembicaraan AS-Korea Utara terkait dengan denuklirisasi. "Karena tidak ada kesepakatan dengan Korea Utara mengenai Yongbyon, kemungkinan dalam waktu dekat dimulai pembicaraan lanjutan setelah KTT di Hanoi," ujar Town.
Bahas denuklirisasi Korut
Di sisi lain, Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara, Stephen Biegun, akan mendatangi Rusia pekan ini. Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan rencana kunjungan itu bertujuan membahas denuklirisasi Korea Utara.
Biegun dijadwalkan bertemu dengan para pejabat pemerintah Rusia di Moskow pada Rabu dan Kamis waktu setempat. "Hal itu untuk membahas sejumlah upaya pemajuan denuklirisasi Korea Utara, yang sepenuhnya diverifikasi," bunyi keterangan resmi departemen yang tidak memberikan rincian detail.
Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump, berupaya mencapai kesepakatan denuklirisasi dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Sebelumnya, kedua pemimpin negara telah melakukan pertemuan puncak sebanyak dua putaran, yakni di Singapura dan Vietnam. Namun, pertemuan belum berhasil memperkuat kesepakatan. Pejabat pemerintahan Trump melemparkan sinyal rencana Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-Korea Utara putaran ketiga.
Bulan lalu, kantor berita RIA melaporkan rencana kunjungan Kim ke Rusia untuk menghadiri pertemuan musim semi. Adapun kantor berita Yonhap melaporkan pembahasan rencana pertemuan puncak antara Kim dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, tengah berlangsung.
AS telah menjatuhkan sanksi putaran baru pada Maret kemarin. Keputusan itu muncul setelah kegagalan pertemuan puncak Kim-Trump putaran kedua pada Februari. (Channelnewsasia/I-1)
Trump sebelumnya menyampaikan telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam bertenaga nuklir sebagai tanggapan atas komentar Medvedev.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk dikerahkan ke wilayah yang tepat.
Pemerintah harus mengirim tenaga ahli ke negara-negara maju yang telah mengoperasionalkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
PEMERINTAH Rusia kembali menegaskan sikap tegasnya terkait kebijakan pertahanan nasional, khususnya soal doktrin nuklir.
KETIKA Israel secara intensif menggempur berbagai fasilitas nuklir Iran dalam eskalasi terbaru, dunia justru kembali mengalihkan perhatian pada program nuklir rahasia Israel, Dimona.
Pandangan pemerintah AS terhadap dampak kerusakan pada tiga situs nuklir utama Iran masih konsisten, dan penilaian tersebut sejauh ini tidak mengalami perubahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved