Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Dunia Minta Pergerakan Militer di Libia Dihentikan

Tesa Oktiana Surbakti
07/4/2019 08:40
Dunia Minta Pergerakan Militer di Libia Dihentikan
Petugas keamanan berjaga-jaga di Bengazi, Libya(Reuters)

PASUKAN Libia di bawah Khalifa Haftar bertempur di selatan Tripoli pada Jumat waktu setempat. Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kelompok G-7 meminta penghentian pergerakan pasukan militer di wilayah ibu kota.

Haftar, komandan Tentara Nasional Libia (LNA), melancarkan serangan untuk mengambil alih ibu kota, Kamis kemarin. Upayanya didukung PBB dan sejumlah milisi. Perintah serangan ringan itu muncul ketika Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengunjungi Libia untuk memperkuat kesepakatan politik terkait penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu).

Setelah bertemu dengan Haftar di Benghazi, Guterres mengatakan keprihatinan yang mendalam atas situasi di Libia. Dia menyuarakan agar konfrontasi berdarah dihindari. Tak lama setelah itu, pasukan LNA bentrok dengan aliansi propemerintah sekitar 50 kilometer (km) selatan ibu kota.

Pascapertemuan darurat tertutup di New York, DK PBB meminta pasukan Haftar menghentikan operasi militer, serta memperingatkan mereka yang bertanggung jawab atas mencuatnya konflik. Seruan kepada Haftar agar menghentikan sikap ofensifnya, mendapat dukungan DK PBB.

DK PBB mendesak pasukan LNA untuk menghentikan semua gerakan militan. "Khususnya terhadap semua pasukan yang melemahkan kegiatan militer," tukas Duta Besar Jerman, Christhoph Heusgen, yang memegang kursi kepresidenan.

Utusan PBB Ghassan Salame mengungkapkan hasil pertemuan Guterres dengan Haftar, yang mengklaim tidak berniat menghentikan operasi militer. Pertemuan menteri luar negeri G-7 di Dinard, Prancis, mendesak penghentian seluruh aktivitas militer dan gerakan menuju Tripoli. Sebab, warga sipil berada dalam ancaman.

Pasukan LNA sempat mengambil alih bandara yang hancur, tetapi diusir kelompok pejuang dari ibu kota. Hal itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri Libia, Fathi Bachagha. Juru bicara LNA, Ahmad al-Mesmari, menuturkan lima pejuang dari kelompoknya tewas dalam bentrokan. Namun, dia bersikeras perjuangan itu menciptakan langkah penting ke depan.

Sebelumnya, pasukan LNA didorong kembali dari pos pemeriksaan utama sekitar 30 km dari ibu kota. Milisi pro-pemerintah dari Zawiya, kota barat Tripoli, merebut kembali pangkalan setelah aksi saling tembak yang relatif singkat.

AS dan sekutunya mengeluarkan pernyataan bersama, yang mendesak semua pihak untuk mengurangi ketegangan. Rusia juga meminta seluruh upaya digencarkan untuk mewujudkan situasi kondusif melalui cara politik yang damai.

Kalangan analis memandang pegerakan pasukan Haftar muncul pada saat yang tepat, ketika PBB meminta penyelenggaraan pemilu kembali ke jalurnya setelah kegagalan tahun lalu. (AFP/Tes/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya