Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

FBI Komunikasi dengan Musuh Kim Jong-un

Tesa Oktiana Surbakti [email protected]
28/3/2019 04:00
FBI Komunikasi dengan Musuh Kim Jong-un
Kantor Kedutaan Pyongyang di Madrid(BBC)

KELOMPOK pembangkang gelap Korea Utara (Korut) mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Kedutaan Pyongyang di Madrid, Spanyol, bulan lalu. Namun, mereka menepis tudingan bahwa serangan di kompleks diplomatik itu melibatkan penyusup bersenjata.

Pertahanan Sipil Cheollima, sebuah organisasi rahasia yang bertujuan menggulingkan rezim pemimpin Korut, Kim Jong-un, juga membantah keterlibatan pemerintah asing dalam operasi itu. Pun mereka membantah keterkaitan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara Amerika Serikat (AS) dan Korut di Hanoi, Vietnam, yang berlangsung beberapa hari setelah serangan.

"Itu bukan serangan. Kami bereaksi terhadap situasi mendesak di kedutaan Madrid. Kami diundang ke kedutaan, tetapi bertentangan dengan laporan. Tidak ada yang dibungkam atau dipukuli. Kami menghormati negara tuan rumah Spanyol. Tidak ada senjata yang digunakan. Semua penghuni kedutaan diperlakukan dengan baik dan hati-hati. Tidak ada pemerintah lain yang terlibat atau mengetahui aktivitas kami," bunyi pernyataan yang dikeluarkan CCD.

"Kami mempunyai bukti untuk memverifikasi akun kami. Itu untuk melindungi mereka yang mencari bantuan dan pihak yang mengambil risiko besar guna melindungi orang lain. Kami tidak bisa berbagi informasi lebih banyak terkait peristiwa tersebut karena kami terlibat dalam pekerjaan yang sangat sensitif," lanjut pernyataan itu.

Keterangan itu dikeluarkan beberapa jam setelah seorang hakim Spanyol menyebut FBI telah dihubungi salah satu terduga penyusup yang melakukan serangan misterius di Kedutaan Korut di Madrid bulan lalu. Pelaku disebut menawarkan data curian yang diambil saat serangan dilakukan.

Namun, hakim Jose de la Mata telah mencabut sebuah surat keputusan rahasia mengenai penyelidikan serangan pada 22 Februari itu. Berdasarkan dokumen Pengadilan Tinggi Spanyol, surat itu berisi laporan tentang apa yang terjadi sebelum, selama, dan setelah serangan.

Menurut dugaan, peristiwa serangan itu dilakukan oleh 10 orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai gerakan hak asasi manusia untuk pembebasan Korut. Namun, dokumen pengadilan tidak secara khusus menyebutkan organisasi CCD.

Mengontak FBI

Lima hari pascaserangan, FBI dihubungi pemimpin kelompok yang diduga seorang warga AS. Sosok itu memberikan informasi mengenai insiden di kedutaan serta bahan audiovisual yang diperoleh selama penggerebekan.

"Orang itu mengatakan tindakannya dilakukan atas kehendak sendiri. Dia melakukan serangan bersama dengan sekelompok orang tak dikenal."

Sejauh ini, hakim Spanyol meyakini para penyusup yang telah berhasil diidentifikasi ialah termasuk warga negara AS dan Korea Selatan. Mereka kemudian melakukan perjalanan ke AS setelah melakukan serangan.

Otoritas berwenang Spanyol mengonfirmasi penyelidikan terhadap serangan yang dilaporkan pihak kedutaan, tetapi menolak memberikan rincian terkait penyelidikan yang berlangsung. Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengatakan tidak campur tangan dalam proses investigasi.

Berdasarkan laporan berita yang diterbitkan surat kabar Spanyol El Pais, sekelompok orang diketahui membawa senjata api palsu saat memasuki kompleks kedutaan. Mereka disebut sempat menginterogasi, memukuli, dan mengikat staf kedutaan dan mencuri berbagai barang. (CNN/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya