Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Theresa May Lolos dari Mosi tidak Percaya

Sonya Michaella
17/1/2019 10:16
Theresa May Lolos dari Mosi tidak Percaya
(Ben STANSALL/AFP)

MENANG di pemungutan suara mosi tidak percaya yang dilakukan Parlemen Inggris, Theresa May berhasil mempertahankan posisinya sebagai perdana menteri. May menang 325 suara melawan 306 suara.

"Semua politisi dan semua pihak harus mengesampingkan kepentingan pribadi dan harus berkonsultasi dengan anggota parlemen untuk semua keputusan," kata May, usai hasil pemungutan suara diumumkan.

Dilansir dari Guardian, Kamis (17/1), para anggota parlemen rendah Inggris mengadakan mosi tidak percaya usai menolak rancangan perjanjian Brexit milik May.

Pemungutan suara ini diajukan kubu oposisi yang dipimpin Jeremy Corbyn.  

"Saya akan melanjutkan upaya mewujudkan Brexit dan mengatakan sudah tugas saya untuk menemukan jalan keluar yang bisa disepakati Parlemen," lanjut May lagi.

May mendapat dukungan dari partai Irlandia Utara, DUP, dan para anggota Partai Konservatif yang sebelumnya memberikan suara untuk menolak rancangan perjanjian Brexit yang ia ajukan.

Baca juga: Theresa May Hadapi Mosi tidak Percaya

Dirancang selama hampir dua tahun, perjanjian Brexit yang ditolak itu membuat masa depan Inggris semakin tidak pasti. Uni Eropa menyerukan kepada Inggris untuk mengatakan apa yang sebenarnya diinginkan kerajaan tersebut.

"Jika sebuah perjanjian tidak memungkinkan, dan tidak ada yang menginginkan perjanjian, maka siapa yang berani mengatakan apa solusi positif dari semua ini?" tanya Presiden UE Donald Tusk di Twitter, seperti dikutip dari laman AFP.

Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi Eropa, pernah mengingatkan mengenai risiko "tidak adanya perjanjian" terkait Brexit -- sebuah hasil yang dapat mengganggu sektor perdagangan, memperlambat perekonomian Inggris, dan merusak pasar finansial.

Pemerintah Irlandia -- satu-satunya anggota UE yang berbagi perbatasan darat dengan Inggris -- mengaku sedang mempersiapkan diri menghadapi dampak dari "kacaunya masalah Brexit." (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya