Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

"Saya Tidak Bisa Bernafas" Jadi Ucapan Terakhir Khashoggi

Tesa Oktiana Surbakti
10/12/2018 11:30
(MOHAMMED AL-SHAIKH/AFP)

SEBELUM  menghembuskan nafas, jurnalis Jamal Khashoggi sempat mengeluarkan kata-kata terakhir, yakni "Saya tidak bisa bernapas". 

Demikian dilaporkan CNN yang mengutip seorang sumber setelah membaca transkrip rekaman audio sebelum nyawa Khashoggi dihabisi.

Sumber tersebut mengungkapkan hasil transkrip menggambarkan dengan jelas bahwa pembunuhan sudah direncanakan. Tercermin dari adanya beberapa panggilan telepon yang memberikan arahan selanjutnya. 

Para pejabat Turki meyakini panggilan tersebut ditujukan kepada pejabat tinggi Arab Saudi.

Khashoggi, kontributor senior The Washington Post, sempat dinyatakan menghilang tak lama setelah memasuki gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Misteri hilangnya Khashoggi berujung tragis, dia pun diketahui tewas.

Dari transkrip itu, turut mendeskripsikan upaya Khashoggi melawan para pembunuhnya. Terdapat referensi suara yang menunjukkan proses mutilasi tubuh sang jurnalis dengan gergaji. 

Dinas Intelijen Turki, sebagaimana laporan CNN, mengatakan telah menyiapkan transkrip asli sekaligus versi terjemahan. Selain itu, terdapat laporan penyelidikan terkait kasus kematian Khashoggi.

 

Baca juga: Menlu Saudi Tolak Serahkan Tersangka Pembunuh Khashoggi

 

Pada Minggu waktu setempat, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pihaknya sejauh ini menolak tuntutan mengekstradisi tersangka yang terkait dengan pembunuhan Khashoggi. Hal itu merupakan tuntutan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang berulang kali mendesak Saudi menyerahkan tersangka pembunuhan. 

"Kami tidak akan menyerahkan warga kami," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir ketika ditanya tentang perintah penangkapan itu. 

Ia berbicara dalam jumpa pers pada temu puncak Teluk Arab di Riyadh.

Turki meyakini 15 orang tersangka sengaja dikirim Saudi ke Istanbul untuk mengakhiri nyawa Khashoggi. Sampai saat ini, Saudi menepis tudingan tersebut seraya menyatakan terjadi kesalahan dalam operasi yang berujung fatal.

Di lain sisi, Presiden Amerika Serikat (AS) terlihat menahan diri untuk tidak menyalahkan Putera Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman. Padahal, laporan CIA menyimpulkan peranan Putera Mahkota sebagai otak dari kasus pembunuhan tersebut. 

Kasus kematian Khashoggi berdampak negatif pada reputasi internasional Saudi. Sejumlah negara Barat termasuk AS, Prancis dan Kanada, telah menjatuhkan sanksi terhadap 20 warga Saudi. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya