Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

AS akan Mundur dari Perjanjian Nuklir dengan Rusia

Tesa Oktiana Surbakti
22/10/2018 12:28
AS akan Mundur dari Perjanjian Nuklir dengan Rusia
(Sumber: SIPRI Yearbook 2018)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, pada Sabtu (20/10), Amerika Serikat akan keluar dari perjanjian nuklir masa Perang Dingin, langkah yang tampaknya akan membuat Rusia kesal.

"Sayangnya, Rusia belum menghormati perjanjian itu. Jadi, kita akan memutus perjanjian tersebut dan kita akan menarik diri," tegas Trump di depan para wartawan setelah ia menghadiri kampanye di Nevada.

Washington meyakini bahwa Moskow sedang mengembangkan sebuah sistem peluncur dari darat, yang merupakan pelanggaran terhadap perjanjian INF. Pengembangan itu memungkinkan Moskow melontarkan serangan ke Eropa dalam waktu singkat.

Rusia telah berkali-kali membantah bahwa pihaknya melakukan pelanggaran seperti itu. Trump mengatakan Amerika Serikat akan mengembangkan persenjataan nuklir kecuali Rusia dan Tiongkok setuju untuk menghentikan pengembangan.

Tiongkok telah berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan peluru kendali konvensional sebagai bagian dari strategi pertahanan.

Inggris dukung AS
Perjanjian INF melarang AS memiliki rudal balistik yang diluncurkan dari darat atau rudal penjelajah yang dapat menempuh jarak antara 500 kilometer hingga 5.500 kilometer.

Menteri Pertahanan Inggris, Gavin Williamson, mendukung sikap AS yang akan keluar dari perjanjian senjata nuklir yang sudah berusia puluhan tahun dengan Rusia.

Williamson menyalahkan Rusia karena membahayakan perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), yang disepakati oleh AS dan Uni Soviet pada 1987, dan meminta Kremlin untuk menghormati kesepakatan tersebut.

"Sekutu dekat dan jangka panjang kami tentu saja ialah AS dan kami akan benar-benar tegas dengan Amerika Serikat dalam menyampaikan pesan yang jelas bahwa Rusia perlu menghormati kewajiban perjanjian yang ditandatangani," katanya seperti dilansir The Guardian, Minggu (21/10).

Ia menuduh Rusia melanggar perjanjian dengan mengatakan Moskow telah membuat 'mengolok-olok' INF. INF ditandatangani oleh Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev dan melarang kedua negara memiliki, memproduksi, atau menguji coba rudal jelajah darat dengan kisaran antara 480-5.500 km.

"Kami ingin melihat perjanjian ini terus ada, tetapi itu membutuhkan dua pihak untuk berkomitmen untuk itu dan pada saat ini Anda memiliki satu pihak yang mengabaikannya," tutur Williamson.

"Ini ialah Rusia yang melanggar dan Rusialah yang perlu kembali ke kesepakatan secara berurutan," imbuhnya.

Kepala Komisi Sementara di Dewan Federasi Rusia mengenai Kebijakan Informasi dan Komunikasi, Alexey Pushkov, mengatakan penarikan diri AS dari INF Treaty akan menjadi pukulan keras bagi sistem global mengenai kestabilan strategis. "Pukulan keras akan dialami oleh seluruh sistem kestabilan strategis di dunia," kata Alexey Pushkov di akun Twitter-nya.

AS sekali lagi memulai penarikan diri dari kesepakatan itu. Ia menyebut keluarnya AS dari ABM (Anti-Ballistic Missile) Treaty pada 2001 sebagai pukulan pertama. (Ant/TheGuardian/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya