Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Hezbullah Siap Dominasi Libanon

Irene Harty
07/5/2018 15:44
Hezbullah Siap Dominasi Libanon
(AFP)

Hezbullah siap mendominasi Libanon pada penutupan pemilihan umum pertama setelah satu dekade berlalu, pada Senin (7/5). Inilah pemilu yang diharapkan dapat mengkonfirmasi kemenangan partai yang didukung Iran tersebut.

Satu jam jelang tempat pemungutan suara ditutup, beberapa pemimpin politik senior menyerukan pemilu segera diselesaikan dan tidak memperpanjang jam pemungutan suara. Perkiraan Hezbullah sendiri muncul beberapa jam setelah penghitungan dimulai meskipun belum ada hasil resmi.

Dengan meningkatnya jumlah kursi di parlemen, Hezbullah dengan sekutunya diharapkan membangun mayoritas yang menguntungkan terutama untuk isu-isu kunci seperti masalah senjata yang tidak pernah ditetapkan setelah perang sipil 1975-1990.

Suara utama gerakan yang didanai Iran untuk menyerahkan gudang senjata itu yang kini telah berkembang menjadi senjata militer nasional adalah Perdana Menteri Saad Hariri.

Jajak pendapat berharap Future Movement yang didominasi Sunni akan menjadi salah satu pecundang terbesar dalam pemilihan.

Kontur baru parlemen dapat menyingkirkan partai Kristen Presiden Michel Aoun, yang bersekutu dengan Hezbullah dan Future, sebagai pemimpin besar.

"Suara ayunan terbesar adalah kelompok Presiden Aoun, yang akan bergerak di antara blok-blok lain. Hezbollah akan mendapat manfaat dari kurangnya koalisi luas terhadapnya," kata Analis Politik Imad Salamey.

Jajak pendapat juga ditandai dengan rendahnya partisipasi 49,2% dan munculnya gerakan masyarakat sipil yang menantang kaum oligarki Libanon yang dapat meraih sepasang kursi di parlemen.

Politik pembagian kekuasaan yang berbasis sektarian Libanon berarti tidak ada aliansi tunggal di parlemen 128 kursi yang akan menikmati mayoritas stabil dan analis mengharapkan status quo tidak bertahan.

Menteri Dalam Negeri Nohad Machnouk mengumumkan jumlah pemilih itu dalam konferensi pers tidak lama setelah tengah malam dan menuding kesalahan pada undang-undang pemilihan yang disepakati tahun lalu.

"Ini adalah undang-undang baru dan pemilih tidak akrab dengannya, begitu pula kepala-kepala tempat pemungutan suara. Operasi pemilih sangat lambat," katanya.

Ketika perkiraan sementara mengalir masuk, beberapa pendukung kandidat mulai merayakan di jalanan setelah operasi pemungutan suara dirusak oleh beberapa pelanggaran tanpa insiden besar.

Anggota parlemen telah memperpanjang mandat mereka sendiri tiga kali sejak 2009, seolah-olah perang dan perpecahan politik Suriah yang dekat telah menyebabkan krisis institusional yang panjang dan melumpuhkan.

Jumlah pemilih yang lebih tinggi telah diharapkan setelah hiatus pemilihan yang panjang tapi selain undang-undang, pra-cetak surat suara yang digunakan tampaknya membingungkan beberapa pemilih. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik