Diterpa Skandal, Facebook Tetap Untung

Denny Parsaulian Sinaga
27/4/2018 07:50
Diterpa Skandal, Facebook Tetap Untung
()

FACEBOOK pada Rabu (25/4) mencatat lonjakan untung tajam pada kuartal lalu. Dengan kenaikan jumlah pengguna dan pertumbuhan iklan yang kuat, jaringan sosial ini tampaknya tidak mengalami dampak dari kontroversi terkait pencurian data pribadi 87 juta penggunanya.

Keuntungan pada kuartal pertama 2018 melompat 63% dari tahun lalu menjadi US$5 miliar dan total pendapatan meningkat 49% menjadi US$11,97 miliar. Demikian rilis Facebook terkait keuntungan terbaru yang sudah melampaui perkiraan para analis.

Chief Executive Facebook Mark Zuckerberg, yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya bulan lalu karena terkuaknya pembajakan data pribadi oleh sebuah perusahaan politik, berusaha meyakinkan investor tentang masa depan perusahaan meskipun ada kasus privasi yang telah memicu penyelidikan.

"Meskipun menghadapi tantangan penting, komunitas dan bisnis kami dimulai dengan awal yang kuat pada 2018," kata Zuckerberg.

Facebook memandang lebih luas tentang tanggung jawab dan investasi untuk memastikan layanan yang digunakan untuk kebaikan.

Saham Facebook naik lebih dari 6,9% menjadi US$170,75 dalam perdagangan after-hours setelah rilis pendapatan.

Laporan menunjukkan jumlah orang yang menggunakan Facebook setiap bulan naik 13% dari tahun lalu menjadi 2,2 miliar pengguna pada akhir Maret. Kenaikan ini terjadi meskipun ada kekhawatiran pengguna bakal meninggalkan jaringan setelah penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica.

Facebook mengatakan pengguna aktif harian, naik di semua wilayah termasuk AS dan Eropa.

"Sejauh ini kerusakan dari Cambridge ini membutuhkan waktu tiga hingga enam bulan untuk mengendalikannya," kata analis GHB Insights Daniel Ives.

Zuckerberg menghadapi pertanyaan dalam dua panel kongres awal bulan ini tentang pengungkapan pengambilan data pribadi pada 87 juta pengguna tanpa izin oleh Cambridge Analytica.

Cambridge ialah sebuah konsultan yang bekerja untuk kampanye Donald Trump 2016. "Ini ialah momen penting bagi perusahaan untuk mendengar umpan balik dan menunjukkan apa yang kami lakukan," jawab Zuckerberg.

Regulator membidik

Facebook kini menghadapi momok peraturan di dalam dan luar negeri. Senator AS memperkenalkan undang-undang Selasa yang bertujuan untuk lebih melindungi privasi online dalam menanggapi skandal data Facebook.

Facebook berjanji akan menggulirkan perubahan bagaimana menangani data pribadi untuk mematuhi aturan Uni Eropa yang akan dikeluarkan.

Parlemen Eropa menuntut Zuckerberg muncul secara pribadi untuk menjawab pertanyaan tentang skandal itu. Parlemen menolak Zuckerberg mengirim seorang eksekutif yang lebih junior.

Chief Financial Officer Facebook David Wehner mengatakan penggunaan jaringan sosial mungkin sedikit surut di Eropa karena GDPR, tetapi eksekutif yakin bisnis iklannya berada di posisi yang kuat karena aturan memengaruhi pesaingnya juga.

"Kami yakin dapat terus membangun bisnis iklan yang hebat sembari melindungi privasi orang-orang yang menggunakan Facebook," kata Wehner. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya