Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
Saat menjelang pertemuan puncak dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat, Korea Utara mengumumkan akan menangguhkan uji coba nuklir dan peluru kendali. Mereka juga segera menutup lokasi percobaan nuklir.
Media pemerintah Korea Utara mengatakan langkah itu diambil Korut untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan perdamaian di semenanjung Korea.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan bahwa negaranya tidak perlu lagi melakukan uji nuklir atau peluru kendali balistik antarbenua karena telah menyelesaikan tujuannya untuk mengembangkan senjata nuklir, kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), kemarin.
"Untuk menjamin penangguhan uji nuklir secara terbuka, sarana percobaan nuklir di wilayah utara akan dihancurkan," kata KCNA setelah Kim mengadakan sidang paripurna pertama Komite Sentral Partai Buruh berkuasa, Jumat (20/4).
Pengumuman ini datang kurang dari seminggu sebelum Kim bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk pertemuan puncak di Zona Demiliterisasi yang membagi semenanjung itu, yakni menjelang pertemuan yang sangat diantisipasi oleh Trump.
"Misi uji coba nuklir Korut telah berakhir," Jong-un menambahkan pada pertemuan komite pusat Partai Buruh, seperti dilansir KCNA.
Partai memutuskan bahwa ledakan nuklir dan peluncuran ICBM akan berhenti pada Sabtu (21/4). Negeri komunis itu tidak melakukan apa pun sejak November, dan tempat uji atom di Punggye-ri akan dibongkar untuk menjamin transparan akhir pengujian. Sepanjang tahun kemarin, Korut telah melakukan enam kali uji coba nuklir.
Dalam beberapa menit setelah laporan itu diterbitkan, melalui akun Twitter-nya, Trump mengatakan hal itu sebagai berita yang sangat bagus untuk Korea Utara dan dunia. "Ini kemajuan besar! Nantikan KTT kami," tulisnya.
Seoul juga menyambut baik pengumuman itu, menyebutnya sebagai kemajuan signifikan menuju denuklirisasi semenanjung Korea.
"Ini akan menciptakan lingkungan yang sangat positif bagi keberhasilan pertemuan antar-Korea dan Korea Utara-AS mendatang," kata kantor kepresidenan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Namun, pengumuman Korut itu disambut skeptis warga Korsel. Mereka mengingatkan Presiden Moon Jae-in tentang bahaya politik dari keputusan Korut itu.
"Pernyataan itu hanyalah pernyataan," kata mahasiswa Kim Han-nuri, 23, di pusat kota Seoul.
Warga Korsel dalam beberapa dasawarsa terakhir hidup di bawah ancaman perang dengan negara tetangga mereka itu, yang bermusuhan dan memiliki senjata nuklir.
Mereka juga telah melihat beberapa dorongan sebelumnya untuk rekonsiliasi, yang membangkitkan harapan perdamaian hanya untuk berakhir dengan kembali ke dalam situasi pahit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved