Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
MILITER Suriah merebut Kota Hammuriyeh di kantong selatan Ghouta Timur, kemarin, setelah pemberontak mundur dan ribuan warga setempat mengungsi.
Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi (SHOR) mengatakan Hammuriyeh kini telah jatuh ke tangan pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad setelah kelompok pemberontak Faylaq al-Rahman mengundurkan diri.
Serangan gencar militer Suriah ke wilayah itu menyebabkan ribuan perempuan dan anak-anak meninggalkan kantong selatan Ghouta menuju wilayah yang dikendalikan pemerintah. Para pengungsi itu melarikan diri dengan bekal seadanya.
Mereka mencapai pos pemeriksaan rezim Suriah di wilayah Adra. Ambulans dan bus biru menanti mereka untuk membawa mereka ke tempat penampungan sementara.
Sebuah konvoi yang membawa bantuan pangan yang sangat dibutuhkan masuk ke daerah kantong pemberontak Ghouta Timur dekat ibu kota Suriah kemarin. Konvoi bantuan sebanyak 25 truk itu membawa paket makanan dan kantong tepung untuk lebih dari 26 ribu orang.
“Ini hanya sedikit dari kebutuhan keluarga ini,” ujar Koordinator Komunikasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Pawel Krzysiek. “Konvoi masuk Ghouta dan akan ke Douma sekarang,” lanjutnya.
Douma ialah kota terbesar di Ghouta, wilayah kantong oposisi yang makin kekurang-an persediaan makanan di pinggiran Damaskus dan menjadi target serangan gencar pemerintah Suriah selama sebulan terakhir.
Bahkan sebelum serangan terakhir, sekitar 400 ribu warga Ghouta telah menderita akibat dikepung militer pemerintah selama lima tahun yang membuat stok makanan dan obat-obatan langka.
Pengiriman bantuan kemarin ialah yang ketiga untuk mencapai Douma dalam 10 hari. Sebuah konvoi minggu lalu tiba dalam dua bagian setelah percobaan pertama pada 5 Maret sedikit terhambat karena tembakan berat.
Pengiriman bantuan, yang dilakukan bersama oleh ICRC, Salib Merah Arab Suriah, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, memerlukan izin dari semua pihak yang berperang di Ghouta.
Tahun ke-8
Konflik yang mengacaukan Suriah saat ini telah memasuki tahun kedelapan, dengan negara yang dilanda oleh perebutan kekuasaan internasional. Turki, misalnya, mengepung daerah kantong Kurdi utara yang terkepung, sementara pasukan rezim yang didukung Rusia memukul pemberontak yang kian terjepit di daerah dekat Damaskus.
Perang telah menghancurkan sebagian besar wilayah negara itu sejak dimulai pada 15 Maret 2011 ketika pemerintahan Presiden Bashar al-Assad mencoba memadamkan sebagian demonstrasi damai. Perseteruan itu pun telah pecah menjadi konflik yang semakin rumit.
Dalam pertempuran terakhir, pasukan yang didukung Ankara melancarkan pengeboman Afrin dan kian mendekati kota utama itu, dalam sebuah serangan yang bisa mengubah peta di Suriah utara.
Perkembangan tersebut terjadi saat pasukan rezim, yang didukung Moskow, menyerbu sebuah kota penting di daerah kantong pemberontak Ghouta timur pada Rabu (14/3) malam, dan melaju lebih dalam ke daerah terakhir benteng oposisi di luar Damaskus.
Lebih dari 1.220 warga sipil, dengan seperlima dari mereka ialah anak-anak, telah terbunuh di daerah kantong pemberontak tersebut sejak rezim Suriah melancarkan serangan udara dan darat yang ganas pada 18 Februari.
Upaya internasional secara konsisten gagal menghentikan salah satu perang paling mematikan di abad ini, dengan lebih dari 350 ribu orang terbunuh sejak konflik tersebut pertama kali mele-tus, dan lebih dari setengah populasi praperang Suriah yang berjumlah 20 juta orang mengungsi. (AFP/Arv/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved