Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
MENTERI Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, mendesak Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) memulai pembicaraan sesegera mungkin. Dia menegaskan bahwa kesungguhan semua pihak untuk menyelesaikan krisis nuklir bakal diuji.
Wang Yi menyambut baik pengumuman Korea Selatan bahwa Korut telah menawarkan untuk mengadakan perundingan denuklirisasi dengan AS dengan imbalan jaminan keamanan. Korut juga sepakat mengadakan pertemuan puncak bersejarah antara pemimpinnya Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in pada akhir April.
Wang mengatakan usulan Tiongkok kepada AS, Jepang, dan Korsel untuk menangguhkan latihan militer gabungan di wilayah tersebut sebagai imbalan atas penghentian uji coba nuklir dan rudal Korsel ialah ‘resep yang tepat’.
“Isu Semenanjung Korea akhirnya menuju langkah penting ke arah yang benar,” kata Wang dalam konferensi pers di sela-sela sesi parlemen tahunan.
“Langkah awal ini harus ditindaklanjuti dengan upaya yang sesuai dan terpadu oleh semua pihak. Kami memanggil semua pihak, terutama AS dan DPRK, untuk melakukan dialog lebih cepat,” tambahnya.
Namun, Wang juga memperingatkan bahwa terobosan-terobosan sebelumnya tentang isu nuklir Korut telah gagal. “Tentu saja dibutuhkan lebih dari satu hari dingin untuk membekukan es setebal tiga kaki,” katanya.
“Meskipun ada cahaya di ujung terowongan, perjalanan ke depan tidak akan mulus. Sejarah telah mengingatkan kita berkali-kali bahwa kapan pun ketegangan mereda di semenanjung, situasinya akan tertutup oleh berbagai gangguan,” katanya.
“Sekarang ialah momen penting untuk menguji ketulusan para pihak untuk memecahkan masalah nuklir,” lanjutnya.
Komentar Wang muncul bersamaan dengan keberangkatan dua utusan Korsel berangkat ke Washington untuk memberi tahu pejabat-pejabat AS mengenai tawaran Korut setelah kunjungan penting mereka ke Pyongyang pekan lalu.
Utusan Chung Eui-yong, Kepala Kantor Keamanan Nasional Seoul, akan melanjutkan kunjungan ke Tiongkok dan Rusia setelah melakukan perjalanan ke Washington.
Wang mengatakan kekhawatiran keamanan Korut harus diselesaikan sebagai imbalan untuk kemajuan menuju denuklirisasi.
Di bawah tekanan Presiden AS Donald Trump, Beijing telah mendukung serangkaian sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Korut dengan mengirim era Perang Dingin ke tingkat yang lebih rendah.
Beijing telah berulang kali meminta perundingan damai untuk mengakhiri ketegangan yang telah memicu kekhawatiran terjadi perang nuklir setelah berbulan-bulan perang urat saraf antara Kim dan Trump.
AS tolak
Menlu AS Rex Tillerson kemarin mengatakan perundingan dengan Korut masih sangat jauh. Tillerson mengatakan tawaran dari Pyongyang itu mungkin positif. Namun, dia menegaskan perundingan dengan rezim Jong-un tidak bakal terjadi dalam waktu dekat.
“Saya kira Presiden (AS Donald) Trump telah mengisyaratkan ada sinyal positif dari Korea Utara melalui dialog antarKorea dengan Korea Selatan,” kata Tillerson yang sedang berkunjung ke Ethiopia.
Di Tokyo, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memperingatkan bahwa tawaran perundingan denuklirisasi Korut dengan Washington bisa menjadi taktik untuk dimainkan tepat waktu.
“Saya berulang kali mengatakan bahwa kita harus menciptakan situasi untuk memberi tekanan maksimal pada Korea Utara sehingga Korea Utara ingin melakukan pembicaraan dengan kita,” sahut Abe kepada anggota parlemen.
“Namun, memang benar bahwa Utara telah memperoleh waktu untuk mengembangkan kemampuan dan rudal nuklir selama periode negosiasi,” lanjut Abe. (AFP/Ire/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved