Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Amerika Serikat (AS) kini bisa berharap perang terpanjang dalam sejarah yang pernah dijalani negara adidaya itu bisa diakhiri lewat perundingan. Harapan itu muncul setelah konferensi internasional yang digelar di Kabul pekan ini berjalan lebih baik dari yang diperkirakan.
Baik terang-terangan maupun tertutup, AS menunjukkan rasa gembira dengan hasil konferensi itu. Mereka berharap konferensi bisa menjadi jembatan menuju pembicaraan damai antara pemerintahan Presiden Ashraf Ghani dan kelompok Taliban.
Ghani memainkan perannya, mengulurkan tangan kepada Taliban dan menunjukkan bahwa jika mereka bergabung dalam perundingan mereka dapat diakui sebagai partai politik dengan peran yang sah di masa depan Afghanistan.
Di sisi lain, Washington tidak akan mencari kesepakatan sepihak dengan Taliban untuk melepaskan diri dari konflik yang berlarut-larut itu. Washington justru akan mendorong dialog Taliban-Afghanistan.
Selain itu, seiring dengan meningkatnya kemampuan militer Afghanistan yang mereka dukung, pejabat-pejabat AS kini yakin bahwa Taliban harus memahami bahwa mereka tidak akan pernah dapat merebut kembali Kabul.
Banyak hal bisa keliru dan pejabat-pejabat AS ingin menegaskan bahwa pasukan mereka yang tersisa di Afghanistan akan terus mendukung pasukan Kabul dan menargetkan para ekstremis sampai kondisi benar-benar sesuai untuk perdamaian.
Namun, baik di Kabul maupun di Washington, para pejabat AS bisa merasakan kepuasan bahwa strategi Asia Selatan yang dijalankan Presiden AS Donald Trump mulai mendapat perhatian Kabul dan para pemain regional.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert menjelaskan bawa Washington senang bahwa Ghani telah memanfaatkan konferensi tersebut untuk mengirim sinyal kepada Taliban, bahwa tidak ada prasyarat untuk perdamaian.
Sejak intervensi militer pimpinan AS di Afghanistan yang digelar setelah serangan 11 September 2001 menggulingkan rezim Taliban, kelompok tersebut mendapat tekanan untuk melepaskan cita-cita garis keras mereka.
Namun, Ghani dan para pejabat Washington sekarang menerima bahwa Taliban dapat memasuki perundingan damai tanpa terlebih dahulu mengakui konstitusi demokratis baru negara itu dan perlindungannya bagi perempuan dan kelompok minoritas.
Harapannya ialah bahwa kelompok tersebut secara pasti akan berpisah dari ekstremis yang berorientasi internasional seperti Al-Qaeda dan menemukan sebuah peran di Afghanistan yang baru dengan sebuah konstitusi yang berkembang. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved