Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
Hujan salju lebat disertai badai dingin kembali melanda Eropa, kemarin. Negara-negara di benua itu, dari utara ke selatan Mediterania, menggigil dalam kebekuan.
Di banyak wilayah Eropa, temperatur anjlok di bawah minus 20 celsius. Di Glattalp suhu bahkan mencapai -36C. Daerah itu terletak di pegunungan Swiss dengan ketinggian 1.850 meter (6.000 kaki) di atas permukaan laut.
Akibat suhu ekstrem, sekolah-sekolah diliburkan. Ramalan cuaca memperkirakan suhu sangat dingin akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.
Pihak berwenang mencatat, sejak Jumat pekan lalu, jumlah korban tewas akibat salju 48 orang. Para korban sebagian tewas karena kecelakaan lalu lintas akibat kondisi yang sangat dingin.
Korban lain ialah para manula yang rentan terhadap suhu ekstra dingin. Menurut laporan terakhir, pria berusia 60 tahun tewas setelah jatuh ke sebuah danau di London.
Selain itu, dilaporkan, pemain ski dari Belanda terjatuh ke dalam es yang retak di desa sebelah barat Hank.
Pihak berwenang juga mencatat 18 korban tewas di Polandia, 6 di Republik Ceko, lima di Lithuania, 4 di Prancis, empat di Slovakia, masing-masing 2 di Italia, Serbia, Rumania, dan Slovenia, serta 1 di Spanyol.
Ganggu transportasi
Di wilayah bagian depan Siberia yang dikenal sangat dingin, salju telah menyelimuti sebagian besar area itu.
Di daerah yang dijuluki ‘Binatang dari Timur’ oleh Inggris dan ‘Beruang Siberia’ oleh Belanda itu, jaringan transportasi praktis terganggu.
Di tempat lain, yaitu Skotlandia, Bandara Glasgow ditutup hingga kemarin pagi dan sebagian besar penerbangan dari Edinburgh dibatalkan. Karena salju tebal, layanan darurat di sana berjuang mati-matian untuk membantu pengemudi yang terjebak selama berjam-jam di jalan-jalan utama.
Sejumlah kendaraan dilaporkan terperangkap salju. “Ini situasi yang sangat sulit, tapi upaya pertolongan masih mungkin dilakukan,” kata pemimpin Skotlandia, Nicola Sturgeon, di Twitter.
Di lain hal, pihak berwenang di Irlandia dan Prancis selatan telah mengeluarkan peringatan berstatus merah pada Rabu (27/2) malam. Diperkirakan, para tunawisma menjadi korban tewas yang paling banyak.
Sejumlah kota di seluruh Eropa memberikan pertolongan dan berlomba membuka tempat penampungan darurat untuk melindungi mereka. Di Jerman, asosiasi tunawisma nasional mendesak agar tempat penampungan dibuka pada siang hari dan tidak hanya di malam hari.
“Anda juga bisa mati dalam keadaan sangat dingin di siang hari,” kata Ketua Asosiasi Werena Rosenke.
Di pelabuhan utara Calais, pihak berwenang meluncurkan rencana darurat untuk melindungi para migran yang berkemah di dekat pantai dengan harapan bisa menyelundupkan mereka dengan truk ke Inggris. (AFP/Arv/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved