Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Trump Pamer Tombol Nuklir ke Kim

Irene Harty
04/1/2018 12:21
Trump Pamer Tombol Nuklir ke Kim
(AFP PHOTO / KCNA VIA KNS / KCNA via KNS AND Nicholas KAMM)

BUKAN Donald Trump namanya kalau hanya diam menyaksikan Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, memamerkan senjata nuklirnya. Seperti yang baru-baru ini terjadi, Presiden Amerika Serikat itu segera memperingatkan Kim bahwa dirinya memiliki tombol nuklir yang jauh lebih besar ketimbang milik Kim.

“Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan bahwa tombol nuklir selalu ada di mejanya,” kicau Trump lewat Twitter-nya pada Selasa (2/1).

“Adakah seseorang dari rezim yang terkuras dan kelaparan itu memberi tahu dia bahwa saya juga memiliki tombol nuklir, tapi yang lebih besar dan lebih kuat daripada miliknya, dan tombol saya berfungsi!” lanjut Trump .

Pernyataan Trump itu merupakan balasan atas peringatan Kim sebelumnya bahwa dia memiliki ‘tombol nuklir di mejanya’. Peringatan itu disampaikan Kim saat menyampaikan pidato Tahun Baru.

Meski menyombongkan diri memiliki tombol nuklir lebih besar, Trump pada dasarnya tidak benar-benar memiliki tombol nuklir tersebut.

Proses peluncuran serangan nuklir merupakan proses rahasia dan rumit. Proses itu melibatkan penggunakan ‘sepak bola’ nuklir, yang dibawa sekelompok perwira tinggi militer ke mana pun Presiden AS pergi.

Mereka bertugas bergantian dan dilengkapi dengan alat komunikasi dan buku rencana perang.

Jika presiden ingin memerintahkan serangan nuklir, dia harus memperkenalkan diri kepada pejabat militer di Pentagon dengan kode yang hanya dimilikinya. Kode itu direkam di sebuah kartu yang disebut ‘biskuit’. Kartu itu selalu dibawa presiden. Dengan kartu itu dia akan mengirimkan perintah serangan ke Pentagon dan Komando Strategis.

Sebelumnya secara personal, Trump juga meluncurkan serangkaian ejekan pribadi kepada Kim sejak menjabat setahun yang lalu. Miliuner itu menyebut Kim ‘gemuk’ dan ‘pria roket kecil’ yang dibalas Kim dengan menyebut Trump ‘pikun yang mentalnya gila’.

Ejekan tersebut juga kembali dilontarkan Trump dalam kicauannya kemarin terkait dengan keinginan Kim untuk mengirimkan delegasi Korut ke Olimpiade Musim dingin di Korsel, Februari nanti.

“Tentara melarikan diri ke Korsel. Pria roket kini ingin berbicara dengan Korsel untuk pertama kali. Mungkin itu berita bagus. Mungkin juga tidak. Mari kita lihat,” kicau Trump.

Namun, kicauan Trump itu justru mendapat respons negatif di dalam negerinya. “Ini mendekati malapraktik presiden,” kata Ed Markey, seorang senator dari Partai Demokrat.

“Presiden kita masih anak-anak. ‘Punya saya lebih besar dari punya Anda’ terdengar tangguh di taman bermain. Tapi ini bukan urusan anak-anak. Jutaan nyawa dipertaruhkan,” kicau Colin Kahl, mantan penasihat keamanan nasional bagi Joe Biden, wakil presiden di era Presiden Barack Obama.

Namun, Dubes Trump untuk PBB Nikki Haley menegaskan sikap keras tersebut. Dia menegur Korea Selatan yang menawarkan perundingan dengan Korut. “Itu akan menjadi pertolongan, kecuali denuklirisasi disampaikan dalam diskusi,” katanya. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya