Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Beda Paham Besar, OKI Sulit Bersatu

Irene Harty
14/12/2017 10:51
Beda Paham Besar, OKI Sulit Bersatu
(Seorang anak laki-laki melihat keluar jendela dari rumahnya yang rusak akibat serangan udara di Kota Khan Yunis, Jalur Gaza, Rabu (13/12)---AFP/SAID KHATIB)

MENJEBATANI kesenjangan dalam sebuah komunitas politik muslim yang mencakup pesaing berat Arab Saudi yang mewakili Sunni dan Iran yang dari kelompok Syiah bukan tugas yang mudah. Apalagi mengumumkan tindakan konkret yang disetujui 57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam pertemuan di Istanbul, Turki, kemarin.

Pertemuan itu digelar mendadak untuk membahas keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

Aaron Stein, peneliti senior di Rafik Hariri Center for the Middle East, Atlantic Council, meyakini para pemimpin muslim hanya akan ‘me­ngeluarkan kecaman keras dalam pertemuan tersebut’. “Apa yang sebenarnya berarti dugaan siapa pun,” katanya, kemarin.

Beberapa pemain kunci, seperti Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, tidak akan mempertaruhkan hubungan kunci mereka dengan Amerika Serikat demi pernyataan anti-Washington oleh OKI.

Sinan Ulgen dari Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di Istanbul, Turki, menyampaikan pandangan serupa. Ia yakin KTT OKI tidak akan pergi ke mana-mana untuk mengambil tindakan besar.

“Alasan utamanya ialah bahwa banyak negara kunci dari ‘dunia Muslim’ ini tidak ingin memasuki lingkungan yang konfrontatif dengan AS dan bahkan dengan Israel, dengan latar belakang ketegangan sektarian yang meningkat dengan Iran,” katanya.

Seperti dilansir BBC, meski retorika selama sidang OKI tersebut sangat keras mengecam Israel, OKI dalam praktiknya tidak akan bisa berbuat banyak. Bahkan, banyak anggota OKI lebih pro-Trump.

Itu ditunjukkan banyak negara anggota OKI hanya mengirim pejabat setingkat menteri. Pertemuan hanya diikuti 30 pemimpin negara muslim, termasuk Indonesia. Selain itu, reaksi di jalan-jalan di negara-negara muslim dalam kasus ini relatif tenang.

Negara-negara Arab sejauh ini telah mengecam Israel tanpa mengumumkan tindak-an nyata. Para menteri luar negeri Liga Arab dalam sebuah resolusi setelah sebuah pertemuan darurat di Kairo pada Sabtu (9/12) mendesak AS membatalkan pengakuannya dan meminta masyarakat internasional mengakui Palestina sebagai negara.

Serang Gaza
Di Palestina, ketegangan akibat keputusan Trump itu masih berlanjut. Angkatan udara Israel kemarin menyerang Jalur Gaza yang dikendalikan Hamas setelah warga Palestina menembaki Israel selatan. Serangan itu melukai tiga warga Palestina.

Militer Israel mengatakan sebuah ‘rudal’ ditembakkan dari Gaza ke arah Israel selatan pada Selasa (12/12) malam. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan wilayah yang menjadi sasaran serang­an roket itu tidak jelas.

Warga Palestina di wilayah pesisir telah menembakkan roket dan mortir ke Israel dalam sepekan terakhir di tengah kemarahan atas pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Sebagai balasan atas proyektil yang ditembakkan dari Jalur Gaza di Israel sebelumnya, angkatan udara Israel menargetkan sebuah kompleks militer Hamas di Jalur Gaza selatan,” demikian pernyataan militer Israel.

Pejabat keamanan Gaza mengungkapkan tembakan itu mengenai pangkalan angkatan laut Hamas di sebelah barat Kota Khan Yunis dan lahan terbuka di dekatnya. Serangan itu membuat tiga orang terluka ringan, kata kementerian kesehatan di Gaza.

Israel juga menangkap sejumlah anggota senior Hamas di Tepi Barat pada Selasa (12/12) malam. Mereka yang ditangkap semalam termasuk Hassan Yousef, salah satu pendiri gerakan Hamas di Ramallah.

Yousef ialah anggota parlemen Palestina yang kini nyaris tidak berfungsi. Dia dipilih pada 2006 dan dipenjara antara 2012 dan 2014.

Seorang juru bicara perempuan Badan Keamanan Domestik Shin Beth Israel mengatakan, “Dia ditangkap karena keterlibatannya dalam mendorong dan mengarahkan kegiatan Hamas di Tepi Barat.” (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya