Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Inggris-UE Sepakati Syarat Perpisahan

Irene Harty
09/12/2017 08:37
Inggris-UE Sepakati Syarat Perpisahan
(PM Inggris Theresa May (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Dewan Eropa DOnald Tusk di Markas Besar Uni Eropa di Brussels, Belgia, Jumat (8/12)---AFP/Emmanuel Dunand)

INGGRIS dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan bersejarah mengenai syarat-syarat perpisahan keduanya (Brexit) seusai Perdana Menteri Theresa May melakoni diskusi terkait dengan hal ini di Brussels kemarin (Jumat, 8/12).

Komisi Eropa menuturkan bahwa mereka telah mencapai kemajuan dalam sejumlah perkara pemisahan diri dari UE, termasuk masalah perbatasan Irlandia, hak warga negara, serta tak luput juga kompensasi yang harus dibayar Inggris kepada UE.

Kesepakatan tersebut membuka jalan bagi para pemimpin UE yang menghadiri pertemuan puncak pada 14-15 Desember mendatang untuk membuka perundingan Brexit tahap kedua , yang mencakup perundingan perdagangan dan masa transisi.

“Komisi yakin bahwa kemajuan yang cukup telah dicapai di tiap-tiap dari tiga wilayah prioritas,” ujar Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.

Agenda pemisahan diri yang dicetus pada Juni 2016 ini menjadikan negara penganut monarki konstitusional tersebut sebagai negara pertama yang ‘angkat kaki’ dari UE setelah menjadi bagian dari aliansi tersebut selama empat dekade. Namun, diskusi yang dijalani sejauh ini berlangsung lamban, bahkan cenderung sengit.

Untuk mewujudkan hal ini, negosiator bekerja tanpa henti untuk menyegel sebuah kesepakatan mengenai persyaratan kepergian Inggris dari blok tersebut.

UE telah menetapkan Minggu (10/12) sebagai batas akhir setelah perundingan sebelumnya pada Senin (4/12) mengalami kebuntuan ketika sekutu Inggris, Irlandia Utara keberatan atas kesepakatan pengaturan untuk perbatasan Irlandia di waktu yang akan datang.

Martin Selmayr yang merupakan kepala staf dari Ketua Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker, meng­unggah gambar asap putih dalam cicitannya-tanda yang digunakan Vatikan untuk menandakan pemilihan paus baru - tak lama setelah kedatangan May.

Juncker melakukan per­bincangan dengan Perdana Menteri Irlandia Leo Varad­kar, kemudian berbicara dengan May pada Kamis (7/12) malam dalam upaya menyingkirkan halangan terkait dengan kesepakatan yang tepat atas pengurusan perbatasan Irlandia di masa depan.

Presiden UE Donald Tusk memuji tercapainya kesepakatan itu. Namun, dia juga memperingatkan bahwa kedua pihak menghadapi tugas berat ke depan. “Ingat tantangan paling sulit masih ada di depan. Kita semua tahu, berpisah ialah sulit, akan tetapi berpisah dan membangun hubungan baru jauh lebih sulit,” ujarnya.

Di dalam negeri, kelompok garis keras Inggris mengecam May yang dituding telah melakukan kompromi. (AFP/*/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya