Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Oposisi Honduras Tuding Pilpres Curang

AFP/Ire/I-2
30/11/2017 04:16
Oposisi Honduras Tuding Pilpres Curang
(AP/Rodrigo Abd)

KANDIDAT oposisi Salvador Nasralla, 64, kemarin, menuduh petahana Presiden Honduras, Juan Orlando Hernandez, 49, berusaha mencurangi pemilihan umum di negara Amerika Tengah itu dengan merilis hasil palsu.

Nasralla, politikus yang sempat menjadi pembawa acara di Leftist TV, menyatakan Hernandez berkolusi dengan tentara dan otoritas pemilihan untuk merilis lembaran hasil palsu yang memberi dirinya keunggulan dalam pemilu pada Minggu (26/11).

"Dia sedang melakukan fabrikasi (hasil pemilu). Dia mengendalikan media. Dia akan mendapatkan lembaran hasil yang dia inginkan divalidasi dan mengubah kehendak rakyat," kecam Nasralla.

Pemilu Honduras telah menjadi pertempuran antara Nasralla dan Hernandez yang kembali mencalonkan diri meski konstitusi Honduras menetapkan presiden hanya boleh menjabat satu kali.

Baik Nasralla maupun Hernadez telah mengklaim meraih kemenangan, tetapi hasil resmi pemilu belum diketahui.

Pada Senin (27/11) dini hari, Nasralla memimpin lima poin persentase dengan 57% suara dihitung.

Kemudian Tribunal Pemilu Tertinggi menyela siaran langsung hasil pilpres dan mengumumkan sisa surat suara tersebut akan dibawa ke Ibu Kota Tegucigalpa untuk dihitung.

Pada Selasa (28/11), otoritas pemilihan membukukan hasil baru di situsnya, yakni 44,4% untuk Nasralla dan 40,5% untuk Hernandez dari total 61% suara dihitung.

Angka keunggulan Nasralla itu lebih rendah 1% daripada yang diumumkan sebelumnya.

Karena itu, Nasralla menuduh Hernandez melakukan pembajakan demokrasi untuk memastikan dirinya meraih kemenangan.

"Dia tahu jika dia bukan presiden lagi, dia akan menghadapi tuduhan korupsi. Dia mencoba menabur kekacauan sehingga bisa mengumumkan keadaan darurat dan mengambil kendali dengan bantuan tentaranya," jelasnya.

Hernandez sendiri meminta maaf kepada orang-orang Honduras dan meminta untuk bersabar karena menurut otoritas penghitungan suara akhir mungkin belum selesai hingga Kamis (30/11).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya