Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENTERI Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, Selasa (6/6), menyerukan dialog dan menekankan bahwa hubungan dengan Amerika Serikat (AS) akan tetap kuat meski ada badai diplomatik dengan negara-negara Teluk. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman, dan Maladewa memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin (5/6) karena tuduhan mendukung terorisme. Krisis diplomatik ini ialah yang terbesar yang pernah terjadi di kawasan ini selama bertahun-tahun.
Dalam pidato yang disiarkan Al-Jazeera, Al-Thani menyerukan ‘dialog keterbukaan dan kejujuran’ untuk menyelesaikan krisis tersebut. Dia menegaskan tidak akan ada ‘eskalasi’ di pihak Doha, sekutu lama AS yang telah dipandang dengan kecurigaan oleh Washington karena bersikap longgar terhadap kelompok-kelompok seperti Hamas dan Ikhwanul Muslimin. Meski mengakui bahwa hubungan Qatar dengan AS rumit, tetapi sang menteri menekankan bahwa relasi kedua negara tidak terancam. “Hubungan kami dengan Amerika Serikat sangat strategis,” kata Al-Thani.
“Ada hal-hal yang tidak kami setujui, tapi wilayah kerja sama kami melampaui jumlah pertikaian,” tegasnya tanpa merinci lebih jauh. Qatar mengizinkan AS membuka pangkalan udara terbesar di kawasan itu, yang sangat penting dalam perang melawan kelompok Islamic State (IS), dan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Pemutusan hubungan dengan Qatar terjadi kurang dari sebulan setelah Presiden Donald Trump mengunjungi Arab Saudi dan meminta muslim bersatu melawan ekstremisme. Tensi diplomatik tersebut juga terjadi beberapa pekan setelah ketegangan antara Doha dan para tetangganya. Qatar dituduh telah memobilisasi kampanye media melawan Saudi. Sebaliknya, kantor berita resmi Qatar diduga telah diretas.
Cabut lisensi operasi
Setelah pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar itu, anggota-anggota GCC lainnya seperti Kuwait dan Oman, memilih diam. Al-Thani mengatakan pengu asa Kuwait, Sheikh Sabah, secara khusus telah meminta Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, menunda rencana berpidato kemarin dalam upaya untuk mengatasi krisis tersebut. Analis Giorgio Cafi ero dari Gulf State Analytics, sebuah konsultan risiko geopolitik yang berbasis di AS mengatakan, “Saya pikir orang-orang Kuwait dan juga Oman takut prospek ketegangan ini meningkat dengan cara yang dapat melemahkan kepentingan keenam anggota GCC.
“Ada banyak analis yang percaya bahwa potensi perpecahan GCC harus dipertimbangkan saat ini,” sambungnya. Dia memperingatkan bahwa jika ketegangan meningkat, potensi ‘konfrontasi militer’ akan muncul. “Jika negara-negara ini gagal menyelesaikan masalah mereka dan ketegangan semacam ini mencapai ketinggian baru, kita harus sangat terbuka terhadap kemungkinan enam negara Arab ini tidak lagi dapat bersatu di bawah bendera satu dewan,” kata Cafi ero.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Mesir menuduh Qatar melakukan ‘pendekatan antagonis’ terhadap Kairo dan mengatakan semua upaya untuk menghentikannya dari mendukung kelompok teroris telah gagal. Sebagai tindak lanjut dari pemutusan hubungan diplomatik itu, Arab Saudi, kemarin, mencabut lisensi operasi Qatar Airways dan memerintahkan maskapai itu untuk menutup kantornya dalam waktu 48 jam. “Otoritas Penerbangan Sipil telah memutuskan membatalkan semua lisensi yang diberikan kepada Qatar Airways dan menutup semua kantornya di kerajaan dalam waktu 48 jam,” demikian pernyataan yang dikeluarkan kantor berita resmiSaudi, SPA. (Aljazeera/Hym/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved