PARLEMEN baru Mesir menggelar pertemuan, kemarin. Pertemuan itu merupakan tanda sesi pertama persidangan dalam tiga tahun terakhir setelah pemilihan umum legislatif didominasi kandidat propemerintah tanpa adanya oposisi. Pada sidang perdana itu, anggota parlemen baru diambil sumpah satu per satu. Beberapa dari mereka memegang bendera Mesir.
Kemudian, mereka memilih profesor hukum Ali Abdel-Al sebagai ketua parlemen. "Tugas yang paling penting ialah menyelesaikan lebih dari 300 (draf) undang-undang dan kita harus mengerjakan itu dalam 15 hari ke depan," ujar anggota parlemen Saeed Hassasein. "Kami telah sepakat untuk bekerja siang dan malam sampai kita meratifikasi undang-undang," tambahnya.
Tugas penting itu telah menunggu sejak parlemen terakhir yang didominasi Ikhwanul Muslimin dibubarkan Mahkamah Konstitusi pada Juni 2012. Para analis mengatakan parlemen baru beranggotakan 596 orang itu diharapkan dapat memperkuat posisi Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan menyolidkan keputusan pemerintahannya.
Parlemen itu terpilih tahun lalu dalam dua tahap dengan jumlah tingkat pemilih yang rendah, hanya 28,3%, setelah pemerintah melancarkan aksi keras dan mematikan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM), penyokong presiden yang digulingkan Muhammad Mursi.