MENTERI Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan Presiden Joko Widodo akan mendelegasikan dirinya untuk memediasi konflik Arab Saudi-Iran. Demikian disampaikan Retno, kemarin, seusai menghadiri acara penyerahan secara simbolis Rumah Sakit Indonesia untuk Palestina di Jakarta.
Sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia, Indonesia menaruh perhatian pada situasi perdamaian dan stabilitas Timur Tengah. Sikap Indonesia jelas, kata Retno, yakni tidak berpihak dan berupaya meredakan ketegangan. "Kita pada situasi sebagai masyarakat yang mayoritas muslim untuk membantu. Pembicaraan kita lakukan intensif dengan membawa surat presiden," tutur Retno. Indonesia, lanjutnya, berharap konflik dua negara Islam itu dapat mereda berkat usaha mediasi yang dilakukan.
Di Teheran, Iran, sekitar 1.000 pengunjuk rasa memprotes Arab Saudi atas eksekusi tokoh Syiah Nimr al-Nimr, Jumat (8/1). Unjuk rasa berlangsung selama 40 menit di luar Masjid Mosalla setelah salat Jumat selesai. Para pengunjuk rasa berseru, "Kematian untuk Al-Saud!" merujuk nama keluarga penguasa Saudi. Beberapa lainnya membawa plakat yang bergambar wajah Nimr yang dieksekusi Saudi, Sabtu (2/1), lantas menyulut kemarahan kalangan Syiah.
Dalam khotbah salat Jumat di Teheran, ulama Ayatollah Mohammad Emami Kashani menuding Arab Saudi bersama dengan Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas seluruh aksi kriminal yang terjadi pada muslim. "Rencana oleh rezim Zionis, dukungan AS, dan sumber dana Arab Saudi," kata Kashani.
Di hari yang sama, ratusan pengunjuk rasa juga berkumpul di Qatif, Arab Saudi, yang 10%-15% penduduknya beraliran Syiah. Di Islamabad, Pakistan, 1.500 orang tidak ketinggalan menggelar aksi anti-Saudi. Unjuk rasa serupa juga terjadi di Sitra, Bahrain, yang merupakan sekutu Arab Saudi.
Mayoritas demonstran berseru menentang pemerintah Bahrain yang bersekutu dengan Arab Saudi. Unjuk rasa berakhir ricuh. Polisi menembakkan gas air mata, sedangkan pengunjuk rasa melemparkan bom molotov dan merangsek ke jalan utama. (AFP/AP/Aya/I-1)