SEBANYAK 338 warga Suriah yang dievakuasi dari dua kota, yakni Fuaa dan Kafraya di Provinsi Idlib, telah tiba di Sayyida Zeinab, di tepian Ibu Kota Damaskus, kemarin, setelah melalui Turki dan Libanon, lantas kembali masuk Suriah. Kedua kota tersebut tengah berada dalam kepungan kelompok pemberontak. Hal itu juga dilakukan untuk 126 orang dari Zabadani di dekat perbatasan Libanon. Mereka dibawa ke Libanon lantas ke Turki kemudian masuk ke Suriah sisi utara. Evakuasi itu bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan kemanusiaan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memin-dahkan warga sipil dari sejumlah wilayah yang merupakan pusat-pusat pertempuran. Kesepakatan gencatan senjata selama enam bulan tersebut disepakati pada September lalu.
Evakuasi difasilitasi PBB dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah. Ketiga lembaga menyerukan implementasi lebih lanjut kesepakatan kemanusiaan yang telah dicapai, termasuk pengiriman bantuan. Juru bicara ICRC Tareq Wheibi menyatakan sejumlah bantuan memang telah dikirim saat operasi evakuasi dijalankan pada Senin (28/12). "Kemarin kami memang dapat mengirim sejumlah bantuan, termasuk makanan dan air, tetapi masih lebih banyak bantuan yang perlu kami salurkan. Semoga itu bisa dilakukan pekan depan," kata Wheibi.
Sebelum kesepakatan itu, pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan kelompok pemberontak telah beberapa kali menyepakati gencatan senjata dan upaya kemanusiaan. Namun, operasi evakuasi kali ini merupakan yang paling menyeluruh sepanjang perang berkecamuk selama 5 tahun di Suriah. "Kami menghargai kerja sama semua pihak termasuk Suriah, Turki, Libanon, dan pihak lain yang telah berkontribusi dalam kesepakatan kemanusiaan ini," jelas koordinator urusan kemanusiaan PBB, Yaacoub El Hillo. Ini memang pertama kalinya sejumlah negara tetangga Suriah terlibat dalam kesepakatan evakuasi warga.
Menurut lembaga pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), langkah selanjutnya dalam implementasi kesepakatan kemanusiaan itu ialah pengiriman bantuan ke kota-kota. Direktur SOHR Rami Abdel Rahman menyatakan, "Rezim Assad menyepakati perjanjian kemanusiaan itu sebagai bagian dari upayanya mengamankan ibu kota dengan mengambil alih wilayah-wilayah pendudukan pemberontak atau lewat kesepakatan gencatan senjata." Meski begitu, insiden masih terjadi. Setidaknya 19 orang tewas dan belasan terluka akibat dua ledakan bom di Kota Al-Zahraa. Di Aleppo, 11 orang tewas dan 40 luka-luka dalam penembakan kelompok pemberontak di area kekuasaan pemerintah itu.