Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
ANGGAPAN tradisional yang menyebutkan kecenderungan badan berkeringat bergantung pada jenis kelamin, laki-laki atau perempuan, setidaknya terbantahkan.
Penelitian terbaru mengungkapkan keringat pada tubuh sebenarnya terkait dengan luas permukaan dan massa tubuh seseorang.
Penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Wollongong di Australia dan Mie Prefectural College of Nursing di Jepang menemukan seseorang yang ukuran dan berat badannya lebih besar akan lebih banyak berkeringat daripada mereka yang ukuran tubuhnya kecil atau sedang.
'Jadi banyak sedikitnya keringat tidak bergantung pada jenis kelamin, melainkan pada ukuran tubuh seseorang', tulis ketua tim peneliti Sean Noktah seperti dipublikasikan dalam jurnal Experimental Physiology.
Menurut peneliti, keringat sangat bergantung pada perubahan morfologi.
Studi tersebut juga menemukan perempuan dan laki-laki dengan ukuran tubuh yang lebih kecil hingga lebih mampu menurunkan panas dengan meningkatkan sirkulasi darah sehingga jarang berkeringat. (MNT/Ths/X-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved