PASIEN penyakit kronis rentan mengalami kecemasan dan depresi. Diperlukan penanganan terpadu oleh tim dokter multidisiplin agar gangguan fisik maupun psike yang dialami pasien bisa teratasi.
Hal itu disampaikan dokter spesialis saraf, Dharmawan A Purnama, pada seminar kedokteran The 1st Primary Care Physician Education Program yang diadakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Utara, di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta, Sabtu (14/11).
Dharmawan menjelaskan pasien penyakit kronis, seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung kerap dihantui pikiran-pikiran negatif. Seperti khawatir tidak bisa sembuh dan tidak bisa menjalani pengobatan. Bahkan, tidak jarang yang putus asa hingga mengalami depresi.
Kondisi itu tidak boleh diabaikan. Gangguan kejiwaan itu perlu ditangani dengan tepat, selain penyakit fisiknya juga diobati. Pasalnya, selain mengganggu kejiwaan, kecemasan depresi juga bisa berdampak buruk pada fi sik. Kecemasan dan depresi kerap menyebabkan timbulnya keluhan fisik, seperti nyeri kepala, sakit perut, dan nyeri otot.
"Tak hanya itu, penelitian menunjukkan kecemasan dan depresi terbukti mempermudah timbulnya aterosklerosis dan pengentalan darah," ujar dokter yang berpraktik di Klinik Taman Anggrek Jakarta itu.
Aterosklerosis ialah kondisi menumpuknya plak (kolesterol jahat dan sejumlah substansi lain) pada dinding pembuluh darah. Kondisi itu membuat pembuluh darah menyempit. Tentu saja, hal itu bisa memperparah penyakit kronis yang diderita.
Karena itu, idealnya penanganan pasien penyakit kronis juga melibatkan psikiater untuk mengantisipasi gangguan kejiwaan yang bisa terjadi.
"Sebenarnya bukan hanya melibatkan psikiater, melainkan dokter multidisiplin yang terkait dengan penyakit pasien. Misalnya, penanganan pasien diabetes juga perlu melibatkan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah serta spesialis saraf, agar komplikasi berbahaya bisa dicegah. Jangan setelah timbul komplikasi jantung atau luka diabetes, baru melibatkan mereka," papar Dharmawan.
Tingkatkan kompetensi Terkait dengan gelaran seminar The 1st Primary Care Physician Education Program, Dharmawan yang juga Ketua IDI Jakarta Utara menjelaskan kegiatan itu digelar untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi para dokter umum di Jakarta Utara.
"Dokter memerlukan pengetahuan dan keterampilan terkini agar bisa melayani pasien dengan maksimal. Namun biaya pendidikan kedokteran berkelanjutan juga tidak murah. Karenanya, kami mengadakan seminar dan pelatihan gratis seperti ini bagi mereka.
" Seminar itu mengangkat berbagai topik yang kerap ditemui dalam ruang praktik dokter sehari-hari, juga yang terkait dengan etika kedokteran. (*/H-3)