SETELAH memimpin secara otoriter
di Spanyol selama 39 tahun, pada usianya yang ke-82, Jenderal Francisco
Franco meninggal. Dia meninggal di rumah sakit La Paz, Madrid, setelah
lima minggu dirawat.
Penyebab kematiannya, menurut dokter, ialah
gagal jantung yang diperparah dengan peritonitis (radang selaput perut).
Sebelum meninggal, dia meminta mereka yang merasa sebagai musuhnya
untuk memaafkan dan mengampuninya.
Selain itu, dia meminta rakyat
Spanyol untuk tetap setia kepada penggantinya, yakni Pangeran Juan
Carlos, yang ditahbiskan sebagai raja di kemudian hari.
Dengan
meninggalnya Jenderal Franco, para pemimpin negara di Eropa memiliki
harapan yang sangat tinggi kepada raja yang baru untuk memperkenalkan
demokrasi modern kepada Spanyol.
Semasa hidupnya, Jenderal
Franco, dibantu Hitler dan Mussolini, memimpin tentara nasionalis
melawan para loyalis selama Perang Sipil Spanyol pada akhir 1930.
Franco
pernah mengizinkan Hitler menggunakan Spanyol sebagai basis armada
lautnya, tetapi pada 1943, dia menyatakan Spanyol netral setelah melihat
kemungkinan bahwa pasukan Sekutu akan memenangi perang.
Rezim
Franco dianggap sangat reaksioner dengan memberlakukan pelarangan
terhadap beberapa partai politik dan serikat dagang nonpemerintah, serta
berlaku represif terhadap kaum separatis komunis.