Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PERTAMBAHAN jumlah penderita kanker dan keterlambatan pengobatan yang kerap terjadi itu membuat beban biaya pengobatan kanker dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus meningkat.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, pada 2014 beban pembiayaan untuk kanker mencapai Rp1,5 triliun dan pada 2015 meningkat signifikan menjadi Rp2,2 triliun. Jumlah itu terbesar ketiga setelah pembiayaan untuk kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah, serta gagal ginjal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah menggalakkan upaya pencegahan dan deteksi dini. Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh, pemerintah memprioritaskan pada kasus kanker payudara dan kanker serviks sebagai kanker yang paling banyak diidap kaum perempuan Indonesia.
Salah satu upaya pencegahan itu dilakukan melalui program vaksinasi human papiloma virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks. Program itu sudah diuji coba di DKI Jakarta tahun lalu dan akan dilanjutkan ke sejumlah wilayah. Diproyeksikan, pada 2019 imunisasi HPV masuk program imunisasi nasional.
“Adapun upaya deteksi dini, untuk kanker serviks dilakukan di fasilitas layanan kesehatan berupa skrining kanker leher rahim dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Untuk kanker payudara, selain dengan memeriksa payudara sendiri (Sadari) juga dengan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis),” ujar Subuh pada jumpa pers Hari Kanker Sedunia 2017 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, kemarin.
Pada kesempatan sama, Wakil Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Sonar Soni Panigoro, mengingatkan semakin cepat kanker diobati, semakin besar peluang keberhasilannya. Namun, kerap kali pasien kanker baru datang berobat ketika telah masuk pada stadium lanjut. Pe-ngobatannya pun menjadi makin sulit dan mahal.
“Ketidaktahuan, kurangnya kesadaran, dan beredarnya informasi yang salah tentang kanker mengakibatkan keterlambatan diagnosis,” tuturnya.
Kepala Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan Fachrurrazi menambahkan, JKN telah mempermudah pelayanan bagi pasien kanker.
“Pasien yang telah didiagnosis kanker dapat langsung dirujuk dari fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama ke rumah sakit yang telah memiliki fasilitas pelayanan kanker dan dokter spesialis onkologi,” katanya. (Ind/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved