Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SEBANYAK 35,9% anak berumur 7-17 tahun yang berada di perkotaan dan perdesaan tidak bersekolah atau tidak melanjutkan sekolah karena kesulitan biaya.
“Dari beberapa alasan yang disampaikan, tidak ada biaya menjadi penyebab paling dominan bagi anak usia 7-17 tahun untuk tidak sekolah atau juga tidak bersekolah lagi,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (24/12).
Yohana mengatakan pendidikan yang diupayakan pemerintah sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tercakup dalam program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Program itu menegaskan anak-anak Indonesia harus bersekolah minimal hingga sembilan tahun atau lulus sekolah menengah pertama (SMP).
Namun, program itu dirasakan belum optimal jika dilihat dari masih banyaknya anak yang putus sekolah. “Pendidikan murah atau gratis yang banyak diwacanakan dan diinginkan kalangan masyarakat memang akan menolong jika ditinjau secara faktor ekonomi,” kata Yohana.
Kebijakan tersebut, lanjutnya, harus juga ditunjang dengan kebijakan lain untuk menuntaskan berbagai faktor penyebab putus sekolah lainnya. Faktor ekonomi bukanlah penyebab satu-satunya anak putus sekolah.
“Masih ada beberapa alasan lain, seperti faktor psikologis, geografis, dan lingkungan sosial yang mengakibatkan anak mengalami putus sekolah,” imbuhnya.
Data Kementerian PPPA mencatat, selain faktor tidak ada biaya, terdapat tujuh alasan lain yang menyebabkan anak putus sekolah. Pertama, bekerja/mencari nafkah (15,06%). Kedua, menikah/mengurus rumah tangga (7,52%).
Ketiga, merasa pendidikan cukup (4,9%). Keempat, malu karena faktor ekonomi (2,11%). Kelima, jarak sekolah jauh (3,10%). Keenam, menyandang disabilitas (4,56%). Ketujuh, faktor lain (26,84%).
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada 2015-2016 terdapat sekitar 946.013 siswa lulus SD yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah (SMP). Selain itu, ada 51.541 siswa yang melanjutkan pendidikan ke SMP, tapi tidak lulus. (Ant/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved