Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Profil IGK Manila, Gubernur ABN NasDem dan Legenda di Balik Kejayaan Timnas di SEA Games 1991

Akmal Fauzi
18/8/2025 11:46
Profil IGK Manila, Gubernur ABN NasDem dan Legenda di Balik Kejayaan Timnas di SEA Games 1991
IGK Manila(dok. NasDem)

GUBERNUR Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, IGK Manila meninggal dunia pada Senin (18/8) di RS Bunda, Jakarta Pusat. Sosok yang akrab disapa Opa Manila ini dikenal luas bukan hanya sebagai purnawirawan TNI dan politisi, tetapi juga sebagai legenda di balik kejayaan sepak bola Indonesia.

Nama IGK Manila akan selamanya terukir dalam sejarah olahraga Tanah Air, terutama ketika ia memimpin timnas Indonesia merebut medali emas SEA Games 1991. Kala itu, Skuad Garuda menaklukkan Thailand lewat adu penalti dramatis (4-3), seusai laga berakhir imbang tanpa gol.

Di balik kemenangan itu, berdirilah Manila sebagai manajer tim. Ia berhasil menciptakan atmosfer yang solid di antara para pemain dan staf, serta menumbuhkan semangat nasionalisme yang menjadi fondasi kemenangan tersebut.

Dalam sebuah tulisan berjudul "Menjadi Orang Indonesia" yang terbit di mediaindonesia.com pada 31 November 2019, Opa Manila mengungkapkan salah satu kunci sukses Timnas saat itu:

"Salah satu faktor penentunya ialah keberhasilan merawat dan memompakan rasa dan semangat nasionalisme. Bukan hanya di kalangan pemain, melainkan juga pada seluruh anggota tim,"  kata IGK Manila.

Di bawah bimbingan pelatih Rusia Anatoly Polosin, pemain seperti kiper Edy Harto, bek tangguh Robby Darwis, serta trio penyerang tajam Peri Sandria, Rochy Putiray, dan Bambang Nurdiansyah,  sebuah era yang disebut sebagai salah satu masa keemasan sepak bola Indonesia. 

Juara bersama Persija

Selain Timnas, IGK Manila juga turut mengantar Persija Jakarta meraih gelar juara Liga Indonesia pada 2001. Di final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Macan Kemayoran menang 3-2 atas PSM Makassar, menambah daftar prestasi yang ditorehkan pria kelahiran Singaraja, Bali ini.

Bapak Wushu

Di luar lapangan, IGK Manila juga berjasa besar dalam membangun olahraga Indonesia. Ia dikenal sebagai Bapak Wushu Indonesia, atas kontribusinya dalam memperkenalkan dan membina cabang olahraga bela diri tersebut di Tanah Air.

Mengabdi Lewat Pendidikan Kader Bangsa

IGK Manila dipercaya menjadi Gubernur ABN NasDem, lembaga kaderisasi yang didirikan Partai NasDem pada 2017. Di lembaga ini, ia mendidik generasi muda untuk menjadi pemimpin yang berintegritas dan berpikir visioner, tanpa meninggalkan nilai kebangsaan.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyampaikan duka mendalam atas kepergian sahabat lamanya. Dalam sebuah acara peringatan ulang tahun ke-83 IGK Manila di Kampus ABN, 8 Juli lalu, Paloh menyebutnya sebagai pribadi langka yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk Indonesia.

“Saya katakan sejujurnya kepada semua betapa sosok I Gusti Kompyang Manila ini mendedikasikan diri, waktu, tenaga, pikiran, dan semua energi yang dimilikinya untuk satu yang dikehendakinya memberikan kontribusi yang amat sangat bermanfaat, tidak terbatas kepada kepentingan diri atau kelompok, tapi untuk masyarakat dan bangsa yang kita cintai,” kata Paloh.

Paloh juga menegaskan bahwa Manila yang sukses melakukan Operasi Ganesha 1982 itu baginya bukan sekadar teman biasa, melainkan seorang sahabat sejati.

“Termasuk orang-orang yang memiliki keberuntungan mengenal sosok ini. Dia adalah sahabat, bukan sekadar teman. Sahabat dalam terminologi yang saya pahami bisa menerima bukan hanya kehebatan kita, tapi juga kelemahan-kelemahan kita. Itu ada pada diri IGK Manila,” ujarnya.

Atas kabar duka ini, Surya Paloh langsung menginstruksikan seluruh jajaran Partai NasDem untuk memberikan penghormatan terakhir secara layak di Kampus ABN NasDem, Jakarta Selatan.

Jejak Panjang Seorang Pejuang

IGK Manila lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942. Ia meniti karier militernya di TNI Angkatan Darat hingga mencapai pangkat Mayor Jenderal. Keteladanan, disiplin, dan kecintaan pada Tanah Air selalu menjadi ciri dalam setiap peran yang diembannya, baik di medan tugas, lapangan sepak bola, maupun di ruang-ruang pendidikan politik.

Kini, Opa Manila telah berpulang. Namun jejak dan semangat juangnya akan terus hidup dalam sejarah dan hati mereka yang pernah disentuhnya.

Selamat jalan, Jenderal. Selamat jalan, patriot olahraga dan pendidik bangsa.

(P-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya