Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Kementerian Kehutanan mengumumkan kabar gembira mengenai kelahiran seekor Banteng Jawa atau dengan nama latin Bos javanicus di Pusat Reintroduksi Banteng Jawa Pangandaran, Cagar Alam Pananjung Pangandaran Kabupaten Pangandaran Jawa Barat yang lahir pada Minggu, 27 Juli 2025.
Bayi Banteng Jawa ini diperkirakan lahir pada pukul 06.00 WIB dari Induk Banteng Uchi yang dilepasliarkan Menteri Kehutanan bersama 3 individu lainnya ke habitat alaminya bersamaan dengan peresmian Pusat Rerintroduksi Banteng Jawa Pangandaran pada 11 Desember 2024. Kelahiran ini merupakan kelahiran pertama kali Banteng Jawa yang berhasil dikembangbiakkan di Pusat Reintroduksi Banteng tersebut.
Pusat Rerintroduksi Banteng Jawa Pangandaran ini memiliki konsep pengembangbiakan semi alami sejumlah 2 pasang atau 4 individu Banteng Jawa.
Indukan Banteng jawa berasal dari 3 Lembaga Konservasi, yaitu Taman Safari Indonesia Bogor sebanyak 1 individu betina bernama Uchi, Taman Safari Indonesia Prigen sebanyak 1 individu betina bernama Bindi dan Taman Safari Indonesia Gianyar Bali sebanyak 2 individu jantan bernama Bejo dan Senta.
Program reintroduksi di Cagar Alam Pananjung Pangandaran bertujuan untuk meningkatkan populasi Banteng Jawa dengan keragaman genetik lebih baik, yang diambil dari populasi terpisah pada beberapa Taman Nasional di Jawa sekaligus menandai kembalinya Banteng Jawa ke habitat aslinya setelah dinyatakan punah di kawasan Pananjung Pangandaran pada tahun 2023.
Pusat Reintroduksi Banteng Jawa Pangandaran berada di kawasan seluas kurang lebih 5 Ha, dimana keempat Banteng Jawa tersebut dipantau oleh 9 petugas di lapangan yang menjaga dan memelihara satwa, mulai dari pemberian pakan, pemberian nutrisi tambahan, pengecekan kesehatan satwa, pengecekan masa birahi, pemeliharaan kondisi kandang, serta pemeliharaan kondisi padang gembala dan pagar.
Program ini merupakan kolaborasi para pihak dalam upaya konservasi Banteng Jawa, yaitu Kementerian Kehutanan melalui BBKSDA Jawa Barat dan Taman Safari Indonesia yang didukung oleh PT. Star Energy Geothermal Darajat II Limited, Pemerintah Kabupaten Pangandaran, dan masyarakat.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menyampaikan kegembiraannya dan memberikan apresiasi kepada BBKSDA Jawa Barat dan mitra kerjanya atas kelahiran bayi Banteng ini. Ia juga menyampaikan bahwa Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni berkenan memberikan nama bayi Banteng berjenis kelamin betina tersebut.
“Bapak Menteri Kehutanan memberikan nama bayi Banteng Jawa ini Exploitasia. Semoga terus tumbuh dan sehat serta menjadi penguat populasi Banteng Jawa di Cagar Alam Pananjung, Pangandaran," kata Satyawan dalam keterangannya, Senin (28/7).
Saat ini tim medis BBKSDA Jawa Barat terus melakukan pemantauan anakan beserta induknya untuk memastikan kesehatan satwa. Kelahiran ini memberikan harapan baru bagi upaya pelestarian Banteng Jawa dan membuktikan bahwa Pangandaran menjadi rumah yang ramah sekaligus habitat yang cocok untuk tumbuh dan berkembang biak bagi Banteng jawa. (H-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved