Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Mengupas Perempuan Urban Indonesia dari Wajah Visual

Media Indonesia
27/7/2025 11:01
Mengupas Perempuan Urban Indonesia dari Wajah Visual
Peluncuran Menelusuri Jejak Desain Majalah Femina(Dok Ist)

KOLABORASI akademisi dan praktisi media perempuan menghasilkan sebuah buku setebal 124 halaman yang mengulas dokumentasi komprehensif mengenai proses desain, tata letak, hingga transformasi teknis sebuah majalah nasional sejak edisi perdana 1972 hingga memasuki era digital.

Buku berjudul Menelusuri Jejak Desain Majalah Femina yang ditulis Ariani Kusumo Wardhani, dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Mercu Buana, bersama Widarti Gunawan, pendiri sekaligus mantan Direktur Editorial Majalah Femina, ini diluncurkan di Beranda, Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (26/7).

Disusun dengan pendekatan historis sekaligus akademis, buku ini memuat berbagai prinsip desain, kisah editorial, serta analisis visual yang memperlihatkan cara berperan membentuk representasi perempuan modern Indonesia selama lebih dari lima dekade.

Selama lebih dari 50 tahun, majalah itu menjelma ikon budaya populer perempuan urban Indonesia. Namun, tak banyak yang mencermati bagaimana wajah visualnya dibentuk.

Ariani mengungkapkan buku tersebut hadir sebagai upaya pencatatan sejarah desain sejak edisi perdana yang terbit 18 September 1972 hingga dekade disrupsi digital yang mengguncang media konvensional. “Sebagai desainer, saya ingin tahu cara desain agar bisa bertahan dan berkembang di tengah arus perubahan zaman, teknologi, dan gaya hidup,” kata Ariani.

Ia mengaku buku ini berangkat dari kegelisahan akademis dan rasa hormatnya terhadap dunia penerbitan perempuan yang membesarkannya.
Kisah dalam buku ini terasa akrab, karena berangkat dari keseharian ruang redaksi, cerita deadline, layout dummy, hingga pemilihan foto yang mewakili selera perempuan urban Indonesia.

Widarti Gunawan, yang ikut menyumbangkan narasi sejarah dari balik meja redaksi edisi-edisi awal tahun 1970-an, membawa pembaca menyusuri awal mula perjalanan majalah, dari sebuah garasi di Menteng hingga menjadi pelopor media perempuan nasional.

Dalam pernyataannya, Widarti menyampaikan buku ini adalah wujud dari proses panjang dan kesabaran. “Penulisan buku ini memakan waktu hampir 4 tahun. Saya berharap buku ini tidak hanya jadi catatan sejarah, tetapi juga rujukan belajar bagi mahasiswa, terutama di bidang desain grafis, untuk memahami proses produksi majalah cetak bekerja sebelum semuanya bergeser ke digital,” ujarnya.

Acara peluncuran turut dihadiri praktisi media, desainer grafis, akademisi, serta mahasiswa. Suasana diskusi berlangsung hangat dan terbuka, menjadi ruang temu lintas generasi antara mantan awak redaksi dengan generasi muda yang baru mengenal majalah tersebut melalui cerita.
Berbagai topik dibahas, mulai dari dinamika industri media perempuan, transformasi teknologi cetak, hingga pentingnya dokumentasi visual dalam konteks budaya populer.

Diterbitkan PT Rekacipta Proxy Media, buku ini juga memuat rubrik-rubrik legendaris seperti boga dan mode, serta mengulas cover-cover ikonik yang menjadi ciri khas majalah dari masa ke masa. Dalam penyajiannya, buku ini menggabungkan narasi populer dan visual arsip, sehingga menarik dibaca oleh kalangan profesional dan pembaca umum. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya