Pemanfaatan RNA-mikro untuk Perlambat Proses Penuaan dan Kurangi Risiko Penyakit Lansia

Despian Nurhidayat
04/7/2025 09:55
Pemanfaatan RNA-mikro untuk Perlambat Proses Penuaan dan Kurangi Risiko Penyakit Lansia
Ilustrasi(www-thoughtco-com)

PARA ilmuwan telah mengembangkan pemanfaatan microRNA(miRNA) alias RNA-mikro untuk memperlambat proses penuaan dan mengurangi risiko kemunculan penyakit lansia seperti Alzheimer dan Parkinson. 

RNA-mikro merupakan molekul kecil yang terletak di dalam gen (bagian terkecil dari materi genetik alias DNA) maupun cairan tubuh (seperti darah, urine, air mani, air liur, dan ASI). 

Meski berukuran kecil, RNA-mikro berperan penting mengatur aktivitas dan fungsi gen dalam sel-sel tubuh, termasuk gen yang memengaruhi proses penuaan dan perkembangan penyakit lansia.

Ibarat kenop volume pada radio yang bisa memperbesar atau memperkecil suara, RNA-mikro bisa mengatur gen mana yang aktif dan tidak, serta seberapa besar aktivitasnya. 

Proses yang disebut sebagai regulasi gen ini sangat krusial dalam menjaga keseimbangan tubuh kita. Sebab, gen bertugas mengatur seluruh proses dalam tubuh, termasuk menghasilkan protein sel yang akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Hingga saat ini, ada sekitar 2.600 jenis RNA-mikro pada manusia yang baru ditemukan. Beberapa jenis RNA-mikro berpotensi dimanfaatkan untuk memperlambat proses penuaan dan mengurangi risiko penyakit lansia lewat sejumlah cara.

Sekelompok peneliti dari Mesir pada 2022, menemukan jenis RNA-mikro yang sanggup mengontrol jalur-jalur penting terkait penuaan dalam tubuh, seperti jalur insulin (IGF-1), target of rapamycin (TOR), dan jalur perbaikan DNA. RNA-mikro bernama miR-100 dan miR-30a, misalnya, terlibat dalam pengaturan jalur TOR yang memengaruhi pertumbuhan dan penuaan. 

Sementara RNA-mikro bernama miR-34a berperan dalam jalur pensinyalan penuaan yang berkaitan dengan umur panjang seseorang.
Cara kerja RNA mikro dalam proses penuaan setiap jenis sel atau jaringan pun tidak selalu sama. 

Selain meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas gen, adakalanya RNA-mikro bisa menargetkan gen tertentu yang terlibat dalam proses penuaan sel. Untuk itu, diperlukan penelitian lanjutan guna mengendalikan gen terkait jalur penuaan untuk memperlambat proses penuaan.

RNA-mikro juga bisa berperan sebagai biomarkerpenuaan, yaitu penanda dalam tubuh yang bisa diukur dan bantu mengetahui tanda-tanda penuaan maupun risiko penyakit yang menyertainya. Mendeteksi biomarker RNA-mikro bisa membantu kita melakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat.

Contohnya, sebuah penelitian pada hewan tahun 2023 menemukan bahwa kadar RNA-mikro miR-23a dalam darah akan semakin tinggi seiring bertambahnya usia. MiR-23a memengaruhi gen FOXO3a yang berperan penting mengatur pertumbuhan sel dan melindunginya dari kerusakan.

Penelitian lanjutan pada manusia sedang dikembangkan untuk memastikan apakah miR-23a bisa jadi penanda penuaan yang akurat. Jika miR-23a bisa dikendalikan (misalnya dengan zat antimiR-23a), maka RNA-mikro ini berpotensi digunakan dalam terapi antipenuaan di masa depan.

Selain disebabkan oleh gangguan sinyal dalam sel, penuaan terjadi akibat protein sel rusak dan tidak terbentuk dengan benar. Ketika tubuh sulit menjaga keseimbangan dan kualitas protein sel, hal ini akan memicu penyakit otak terkait usia (seperti Parkinson dan Alzheimer).

Penelitian dalam jurnal Antioxidants & Redox Signaling menemukan RNA-mikro bernama miR-146a berpotensi digunakan untuk mengatur gen penting dalam sel saraf, seperti ROCK1 dan GDNF. Kedua gen ini berperan menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup sel saraf, tetapi juga terkait dengan perkembangan penyakit Parkinson.

Sementara itu, RNA-mikro lain yang bertugas mengatur kerja sel saraf (seperti miR-151a-5p, miR-423-3p, dan miR-338) berpotensi dalam menekan gen-gen yang bertugas membantu produksi energi di dalam sel, tetapi juga bisa memicu Alzheimer (seperti Cytb, Cox6a2, dan COXIV).

Penelitian RNA-mikro hingga kini masih terus dikembangkan guna menemukan penanda penuaan dan penyakit lansia yang akurat. Pun, untuk menemukan molekul pengendali gen yang bisa dikontrol dan digunakan dalam terapi antipenuaan di masa depan.

Meski masih dalam tahap pengembangan, penelitian RNA-mikro memberikan secercah harapan dalam menghadapi tantangan penuaan, terutama di tengah meningkatnya populasi lansia termasuk di Indonesia. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya