Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kisah Mantan Gangster di Australia, Vince Focarelli Memperoleh Pencerahan

Syarief Oebaidillah
02/7/2025 10:32
Kisah Mantan Gangster di Australia, Vince Focarelli Memperoleh Pencerahan
Pendakwah Vince Focarelli, yang mantan pemimpin geng motor paling ditakuti di Adelaide, Australia Selatan.(Dok.Istimewa)


SUASANA Masjid Raya Bani Umar di kawasan Bintaro Tangerang Selatan (Tangsel) terlihat berbeda dari biasanya. Seorang pria bertubuh kekar dengan kepala plontos dan tato yang mencolok memasuki area mesjid. Ia menyapa jamaah dengan hangat, jauh dari citra keras penampilannya.

Dialah Vince Focarelli, mantan pemimpin geng motor paling ditakuti di Adelaide, Australia Selatan. Namun Vince hadir ke Masjid Raya Bani Umar bukan lagi sebagai pemimpin geng tersebut, melainkan sebagai seorang muslim, mualaf, dan pendakwah Islam. Dia kini menyandang nama baru Imran Abdus Salam

Ia  berada di Indonesia dalam rangkaian kunjungan selama tiga hari, 28–30 Juni 2025, bertepatan dengan momentum Tahun Baru Islam 1 Muharam. Tujuannya ia ingin menyampaikan pesan damai tentang hijrah, perjalanan transformasi menjadi manusia yang lebih baik.

Kehadirannya mengundang perhatian luas dari berbagai media nasional. Mereka secara eksklusif mewawancarai pria yang telah bertransformasi dari sosok yang ditakuti menjadi inspirasi banyak orang. Diantara momen paling berkesan terjadi di Mesjid Raya Bani Umar dalam sesi wawancara khusus bersama M. Kabul Budiono*—penyiar senior dan mantan dewas RRI serta TVRI.

Pada kesempatan itu, Vince membagi kisah hidupnya yang penuh gejolak dan dinamika hingga meraih pencerahan menemukan kedamaian dalam Islam.

Vince, pria kelahiran Italia yang tumbuh besar di Australia, pernah menjadi ikon dunia geng motor. Ia sempat memimpin Hells Angels Motorcycle Club, lalu ikut geng Comancheros Adelaide. Kiprahnya sebagai bos jalanan identik dengan kekerasan: perdagangan narkoba, pemerasan, dan bentrok berdarah dengan geng rival. "Di dunia itu, tidak ada cinta. Hanya rasa curiga, dendam, dan kematian," ungkap Vince dalam nada getir.

TITIK BALIK 
Namun, hidupnya berubah drastis sejak 2011 ketika ia mulai mengenal Islam melalui pergaulannya dengan seorang teman Muslim asal Timur Tengah di Adelaide. Dari perkenalan itu, ia menemukan nilai-nilai yang belum pernah ia rasakan, persaudaraan, ketenangan, kedamaian dan pengampunan.

Tahun 2011 menjadi titik balik. Vince mulai belajar Al-Qur’an, mengenal salat, dan mendalami makna hidup. Ia merasa lebih damai saat bersujud ketimbang saat memegang kekuasaan di jalanan. Tahun itu pula, ia resmi menjadi mualaf.

Namun ujian berat datang tak lama berselang. Januari 2012, Vince dan putranya Giovanni diserang kelompok bersenjata. Giovanni, yang saat itu berusia 22 tahun, tewas di tempat. Vince sendiri terluka parah namun selamat. "Itu tragedi juga kehancuran sekaligus penyempurnaan hijrah saya," kenangnya.

Alih-alih membalas dendam, Vince memilih berserah DIRI kepada Allah. Ia menolak otopsi terhadap jenazah anaknya dan memastikan Giovanni dimakamkan sesuai syariat Islam. Langkah ini sempat dipertanyakan oleh aparat, tapi akhirnya dihormati.

MENJADI AKTIVIS DAKWAH
Kini, Vince hijrah menjadi pembimbing spiritual dan aktivis dakwah di Australia. Ia mendirikan organisasi sosial yang mendampingi mantan narapidana dan anak-anak muda berisiko tinggi. Melalui pendekatan spiritual dan moral, ia ingin membantu mereka keluar dari lingkaran gelap yang dulu juga menjebaknya.

Kehadirannya di Indonesia pun membawa energi positif. Di Masjid As-Syifa kawasan Vila Dago Ciputat, ia berdakwah di depan jamaah, menyampaikan kisah hijrahnya dengan gaya blak-blakan namun menyentuh. Banyak jamaah yang hadir tersentuh. 

Selama di Indonesia, ia bersama Mohamed Deen warga Malaysia yang juga sahabat dekat Vince, serta Arief Hidayat Thamrin, CEO Salutee yang mendampingi Vince di Indonesia.

Menurut Arief, Vince bukan sekadar bercerita dalam dakwahnya. Ia  bukti nyata bahwa rahmat Allah mampu mengubah siapa pun, bahkan dari dunia kehidupan yang paling kelam sekalipun. Pesannya kepada umat Muslim Indonesia sederhana namun menggugah, "Jangan tunggu sampai terlambat dan kehilangan waktu untuk berubah. Jika saya bisa hijrah, anda pasti bisa," pungkas Vince.

Kini, Vince Focarelli bukan lagi pria yang memimpin geng motor, melainkan seorang pemuka dakwah yang mengajak orang kembali pada cahaya Islam. Ia berdakwah bukan dengan kemarahan, melainkan dengan energi cinta dan kedamaian. Bukan dengan senjata, melainkan dengan kutipan ayat-ayat Alquran yang menyentuh relung hati. 

Kisahnya memberi pencerahan, mengajarkan makna dan hikmah yakni  jalan pulang dan hijrah menjadi lebih baik itu selalu ada. Tak peduli sejauh apa seseorang pernah tersesat. (E-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik