Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DI musim yang tidak menentu ini, penyakit batuk sering kali dialami oleh sebagian besar masyarakat. Dilansir dari laman Primaya Hospital, batuk adalah tindakan untuk mengeluarkan udara dengan cepat dari paru-paru guna membersihkan tenggorokan dan saluran pernapasan dari mikroba, cairan, iritasi, lendir, atau partikel asing lain.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Evasari Hospital Lutfie mengatakan bahwa batuk dapat terjadi karena beberapa alasan berbeda dan bisa dikaitkan dengan berbagai gejala. Batuk bisa melindungi tubuh dari asap, debu, atau serbuk sari yang bisa mengganggu pernapasan.
Batuk juga bisa menandakan adanya penyakit atau kondisi kesehatan yang parah.
Mekanisme batuk melewati tiga tahap, yakni inhalasi atau menghirup udara, tekanan terbentuk di tenggorokan dan paru-paru dengan pita suara tertutup, dan pelepasan udara yang eksplosif saat pita suara terbuka, menimbulkan suara yang biasanya diasosiasikan dengan batuk.
1. Batuk basah
Jenis batuk ini terdengar basah karena membawa lendir. Batuk basah lebih dikenal dengan sebutan batuk berdahak atau batuk produktif. Batuk ini bisa berlangsung kurang dari tiga minggu atau akut, bisa juga hingga beberapa bulan atau kronis.
2. Batuk kering
Batuk kering terasa seperti ada gelitikan di bagian belakang tenggorokan. Batuk ini bisa terjadi secara berkepanjangan dalam satu waktu dan biasanya tidak dibarengi lendir. Batuk kering dapat disebabkan oleh peradangan pada sistem pernapasan.
3. Batuk paroksismal
Batuk paroksismal adalah batuk yang keras dan tidak terkendali serta menimbulkan rasa sakit. Batuk ini bisa dibarengi dengan kesulitan napas dan bahkan muntah. Pertusis atau batuk rejan adalah penyebab paling umum batuk paroksismal.
4. Batuk croup
Batuk croup juga disebut batuk menggonggong karena suara batuk terdengar seperti gonggongan yang khas. Batuk ini terjadi karena infeksi virus yang memicu iritasi dan pembengkakan pada saluran napas bagian atas. Batuk ini biasanya menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Untuk mendiagnosis batuk, dokter perlu memeriksa riwayat kesehatan pasien, menjalankan pemeriksaan fisik, dan meminta pasien menjalani tes tertentu, seperti sinar-X pada dada dan tes fungsi paru-paru.
Dokter juga akan mengecek tanda-tanda vital seperti suhu udara dan jumlah napas yang diambil per menit.
Dokter pun mungkin perlu mengecek kadar oksigen saat pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan ini pasien perlu menjawab pertanyaan seputar gejala dan aktivitas sebelumnya yang mungkin berkaitan dengan batuk yang dialami.
Misalnya apakah terbiasa merokok atau pernah merokok sebelumnya, apa pekerjaannya, berapa lama batuknya, bagaimana napasnya saat istirahat dan saat beraktivitas fisik, apakah tidur terganggu akibat batuk, dan lain-lain.
Batuk seringnya tidak memerlukan penanganan medis jika penyebabnya adalah infeksi virus biasa. Batuk akan reda dan hilang sendiri dalam beberapa hari hingga pekan. Pasien bisa merawat diri sendiri dengan banyak beristirahat, minum air putih, dan jika perlu minum obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.
Dokter perlu menemukan apa penyebab batuk itu dulu sebelum menentukan jenis tindakan yang perlu dilakukan. Misalnya jika batuk disebabkan oleh alergi tertentu, dokter akan memberikan obat antihistamin untuk meredakan reaksi alergi itu dan menyarankan pasien menghindari alergen atau pemicu alergi agar tidak batuk di kemudian hari.
Batuk bisa dicegah dengan menghindari penyebab iritasi atau hal lain yang bisa memicu batuk. Vaksin flu, pneumonia, dan covid-19 juga bisa menjadi penangkal infeksi virus yang menyebabkan gejala batuk.
Cara lainnya termasuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit, dan menghindari menyentuh mata, mulut, dan hidung terutama ketika berada di tempat umum
Jika mengalami batuk kronis atau berlangsung lama dan berulang, hubungi dokter agar diperiksa dan mendapat saran medis. Bila mengalami gejala lain yang menyertai batuk seperti mengi, demam lebih dari 38,7 derajat Celsius lebih dari dua hari, meriang, keluar dahak berwarna kuning, hijau, atau berdarah, segera datangi rumah sakit. Begitu juga bila merasa seperti tercekik, tak bisa bernapas dengan lancar, serta merasa nyeri dada. (Z-1)
Siapa yang tidak pernah mengalami batuk? Hampir setiap orang pasti pernah mengalaminya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved