Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Survei: Anak dari Kelompok Ekonomi Miskin Berisiko Stunting 2 Kali Lebih Besar

M Iqbal Al Machmudi
05/6/2025 13:36
Survei: Anak dari Kelompok Ekonomi Miskin Berisiko Stunting 2 Kali Lebih Besar
Pemeriksaan berat badan anak untuk mencegah stunting.(Dok. Antara)

PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi. Pada Q1 sekitar 26%, sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.

"Ini mengindikasi bahwa anak-anak yang lahir dari keluarga sosial ekonomi Q1 memiliki risiko stunting 2 kali lebih besar dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari Q5," kata Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Asnawi Abdullah dalam konferensi pers Hasil Survei Status Gizi Indonesia, Kamis (5/6).

Maka ini menjadi tantangan pemerintah apabila ingin menurunkan angka stunting di masa yang akan datang. Perhatian pemerintah juga harus lebih terfokus pada Q1 dan Q2 yang resiko mengalami stunting lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kuintil lain.

"Ini juga memberikan gambaran mengindikasikan bahwa 3 dari 10 balita pada keluarga miskin memiliki peluang mengalami stunting dibandingkan dengan Q5 sosial ekonominya relatif lebih baik," ungkap Asnawi.

Diketahui angka stunting pada 2024 turun menjadi 19,8% atau masih ada sekitar 4,4 juta balita yang masih mengalami stunting. Namun pada angka tersebut dinilai jauh lebih baik 1,7% dibandingkan dengan prevalensi stunting di tahun 2023 yang jumlahnya 21,5%.

Apabila dibandingkan tahun 2024 dengan 2023 maka stunting berhasil diturunkan dari 4,8 juta menjadi 4,4 juta atau berhasil menurun 357.705 balita.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya