Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
NAMANYA Mashum. Namun, ia lebih dikenal dengan panggilan Zainul Hadi yang merupakan nama anak pertamanya.
Sehari-hari pria kelahiran 31 Maret 1967 ini bekerja sebagai petani di Dusun Bagik Manis, Desa Kembang Kerang Daya, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Ternyata petani ini bukan petani biasa.
Ia merupakan pelopor pembangunan kincir air di desanya.
Inisiatif pembangunan kincir air itu muncul dari pengalaman dirinya bersama keluarga yang begitu sangat sulit mendapatkan air ketika musim kemarau melanda.
Ia juga prihatin melihat masyarakat di desanya yang setiap hari berjalan jauh untuk memenuhi kebutuhan air bersih karena sumber air letaknya jauh di bawah permukiman penduduk.
Bahkan tak hanya mengorbankan tenaga, masyarakat juga harus menghabiskan banyak uang untuk sekadar mendapatkan air.
"Saya susah karena di sini tidak ada air, udaranya panas. Itu kalau musim begini airnya kering ke sana kemari enggak ada air. Kita pergi ngambil air sampai harus berkilo-kilometer jauhnya. Bahkan menggunakan jasa ojek untuk bantu angkut air," tutur Samsuri Yuri, salah satu warga di Dusun Azziadah.
Tak tanggung-tanggung, materi yang dikeluarkan untuk membeli air bersih pun kadang sampai jutaan rupiah.
"Kalau musim panas seperti sekarang ini, kita beli air dua kali satu minggu. Dua tong air itu harganya Rp120 ribu. Kalau orang resah-resah, kita beli air sampai harga Rp1,5 juta," sambung Samsuri.
Melihat kondisi itu, pada akhirnya di 2012 Mashum membuat kincir air bersama masyarakat sekitar.
Ia juga memasang instalasi pipa untuk mengalirkan air tersebut ke rumah-rumah penduduk di desanya.
Hingga kini, sudah ada tujuh kincir air yang dibuat.
Pembangunan kincir air tersebut dilakukan secara swadaya bersama masyarakat lokal.
Hebatnya lagi, sampai sekarang sudah ada enam dusun yang merasakan manfaat kincir air yang dibuatnya.
"Kalau sekarang kan, alhamdullilah sudah mudah dapat air bersih. Tidak perlu lagi jalan beberapa kilometer hanya untuk mencari air bersih," ujar warga lain bernama Mahyudin.
Atas kerja keras yang dilakukan Mashum bersama masyarakat sekitar, kini masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan dan merasakan air bersih dengan mudah.
Meski demikian, Mashum mengingatkan warga untuk berhemat dan menggunakan air dengan bijak.
Mashum juga berharap kelak kincir air buatannya itu bisa lebih bermanfaat bagi banyak orang.
Dengan demikian, air bersih bisa diakses dan dinikmati siapa saja, merata sampai ke rumah-rumah hingga pelosok Nusantara.
"Masyarakat sudah merasakan, sangat sangat merasakan perubahan itu. Mereka sekarang hanya tinggal buka keran di rumah, mereka tinggal pakai airnya untuk mandi dan segala kebutuhan yang lain," pungkasnya. (Rio/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved