Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
DI keramaian Jambore Masyarakat Gambut di Gedung Olahraga Kotabaru, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu (5/11), kosentrasi Mariulis tidak terganggu.
Tangan warga Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, itu terus menganyam helai demi helai daun purun kering untuk dijadikan selembar tikar.
"Kerajinan ini sudah turun-temurun dilakukan di desa kami. Tidak terlalu sulit, asal mau belajar pasti bisa," kata Mariulis sambil terus menganyam.
Bukan hanya dijadikan tikar, daun kering tanaman khas lahan gambut yang ada di beberapa wilayah di Tanah Air yang populer dengan nama purun (Eleocharis dulcis) itu juga bisa dianyam menjadi antara lain tas, dompet, sandal, dan sepatu.
Kerajinan ini sengaja dipamerkan kepada seluruh masyarakat gambut dari tujuh provinsi yang hadir dalam Jambore Masyarakat Gambut 2016 di Kota Jambi.
Diakui Mariulis, di desanya hampir 80% ibu rumah tangga menjadi perajin anyaman purun. Selain bahan baku bisa didapat di sekitar rumah, keahlian menganyam sudah mereka dapatkan dari keluarga.
Saat ini, diakuinya, purun sudah sulit didapat di desanya.
Salah satu penyebabnya ialah semakin luasnya lahan yang ditanami sawit.
Selain itu, kebakaran di lahan gambut juga menghabiskan purun.
Agar tetap bisa berproduksi, perajin terpaksa membeli purun ke desa tetangga.
Untuk membuat satu tikar, mulai proses pengeringan hingga pewarnaan, diakuinya bisa menghabiskan waktu sampai satu minggu.
"Kalau bahan bakunya sudah ada, untuk menganyam tikar itu hanya sebentar," bebernya.
Produksi tikar di desa tempat tinggalnya cukup tinggi. "Untuk pemasaran kami masih mengandalkan masyarakat sekitar untuk membeli tikar yang sudah kami buat," ungkapnya.
Sejauh ini, perajin purun masih menggantungkan harapan kepada pembuat kebijakan dan pemerintah setempat agar kerajinan mereka terus berkembang dan dipasarkan dengan harga bersaing.
Sementara itu, Suparedy, Kepala Desa Menang Raya, mengakui menjadi perajin purun bukan sekadar sampingan.
"Kalau lahan gambut dirusak, bagaimana masyarakat di sini bisa melanjutkan hidup," ungkapnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan pada Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna A Safitri mengatakan Jambore Masyarakat Gambut di Kota Jambi menjadi wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman penyelamatan gambut berbasis komunitas.
"Para peserta menunjukkan upaya inovatif untuk menyelamatkan gambut dan meningkatkan kesejahteraan," katanya. (Solmi/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved