Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
WAKIL Gubernur (Wagub) NTT Johni Asadoma mengecam dengan sangat keras terhadap tindakan keji, brutal dan tak berprikemanusiaan terhadap guru dan tenaga kesehatan (nakes) yang dilakukan teroris dari OPM Papua.
Sebanyak tujuh guru dan nakes asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bertugas di Kampung Anggruk, Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, diserag gerombolan tersebut pada Jumat (21/3) yang mengakibatkan satu orang tewas. Korban meninggal bernama Rosalia Rerek Sogen, 29, merupakan guru mata pelajaran Matematika asal Larantuka, Flores Timur.
Serangan itu juga mengakibatkan tiga orang luka berat yakni Fidelis de Lena, 32, dan Kosmas Paga, 29, keduanya berpofesi sebagai guru, dan Irmawati Nenobahan, 26, yang berprofesi sebagai tenaga kesehaan.
Sedangkan tiga guru lainnya menderita luka ringan yakni Vantiana Kambu, 32, Dionisa Taroci More, 27, dan Penus Lepi, 33. "Saya mengecam keras tindakan keji, brutal dan tak berperikemanusiaan kelompok teroris OPM, mendukung aparat keamanan untuk mengejar pelaku OPM dan membawa ke pengadilan untu mempertanggung jawabkan perbuatan keji mereka," tegas Johni Asadoma kepada Media Indonesia di Kupang, Minggu (23/3) malam.
Johni menegaskan, para korban asal NTT yang bekerja sebagai guru dan nakes di Papua, melakukan pekerjaan mulia. "Apa salah mereka? Kenapa harus dibunuh dan dianiaya?" tandas Johni.
Mantan Kapolda NTT ini berharap agar seluruh para pelaku segera bisa tertangkap dan diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Kecaman dan belasungkawa atas penyerangan terhadap guru dan nakes di Papua juga dating dari berbagai pihak di NTT yang diunggah di laman media sosial. (H-2)
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved