Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KONDISI cuaca ekstrem di daerah pegunungan tinggi menghadirkan risiko hipotermia bagi orang-orang yang melakukan pendakian.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Faisal Parlindungan menyampaikan bahwa kondisi hipotermia terjadi karena suhu tubuh menurun menjadi di bawah 35 derajat Celsius akibat paparan suhu dingin dalam waktu lama.
Faisal menyampaikan bahwa gejala hipotermia bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya.
Gejala hipotermia ringan (suhu tubuh 32-35 derajat Celcius), menurut dia, antara lain tubuh menggigil, kulit pucat dan dingin, bicara melambat atau cadel, serta denyut jantung dan pernapasan sedikit meningkat.
Dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta itu menyampaikan orang yang mengalami hipotermia ringan juga bisa mengalami kebingungan ringan dan kesulitan berkonsentrasi.
Orang yang mengalami kondisi hipotermia sedang (suhu 28-32 derajat Celcius), menurut dia, menggigilnya bisa mulai berkurang atau berhenti karena tubuh kehilangan kemampuan menghasilkan panas.
Tanda kondisi hipotermia sedang lainnya adalah denyut nadi dan pernapasan melambat, kelemahan otot, koordinasi buruk, kesulitan berjalan, disorientasi, kebingungan, bicara tidak jelas, tidak responsif, dan menunjukkan perilaku aneh seperti melepas pakaian meskipun kedinginan.
Orang dengan kondisi hipotermia berat (suhu kurang dari 28 derajat Celcius), menurut Faisal, biasanya tidak sadarkan diri dan mengalami gangguan irama jantung.
"Pernapasan dan denyut jantung sangat lambat atau sulit dideteksi dan pupil melebar dan tidak bereaksi terhadap cahaya," katanya.
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menolong pendaki yang mengalami hipotermia yakni memindahkannya ke tempat yang lebih hangat dan terlindung dari angin, hujan, atau salju serta membantu menghangatkan kembali tubuhnya.
"Jika seseorang mengalami hipotermia saat mendaki gunung, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera menghentikan kehilangan panas dan membantu tubuhnya kembali hangat," ungkap Faisal.
"Jika ada tenda, segera masukkan orang tersebut ke dalamnya. Jika tidak ada tempat berlindung, buat penghalang dari tas atau benda lain untuk melindungi dari angin," tambahnya.
Kalau orang yang mengalami hipotermia pakaiannya basah, sebaiknya segera diganti dengan pakaian yang kering.
"Kalau tidak ada baju ganti, bungkus tubuhnya dengan jaket atau sleeping bag," ungkap Faisal.
Menurut dia, selimut darurat yang dapat membantu menahan panas tubuh dan kompres hangat bisa digunakan untuk menghangatkan kembali tubuh penderita hipotermia.
"Isi botol dengan air hangat dan letakkan di area ketiak, leher, atau selangkangan, tempat pembuluh darah besar berada, agar panas lebih cepat menyebar," katanya.
Apabila orang yang mengalami hipotermia masih dalam keadaan sadar, ia melanjutkan, makanan tinggi kalori dan minuman hangat nonalkohol dan nonkafein bisa diberikan untuk membantu menghangatkan kembali tubuhnya.
"Minuman hangat seperti teh manis atau cokelat panas. Makanan tinggi kalori seperti cokelat atau kacang juga bisa membantu tubuh menghasilkan panas," katanya.
Setelah upaya untuk membantu menghangatkan kembali tubuh dilakukan, Faisal menyarankan kondisi penderita hipotermia diperiksa untuk mengetahui apakah suhu tubuhnya sudah kembali ke kisaran normal (36-37 derajat Celcius).
Menurut dia, denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasannya juga sebaiknya diperiksa.
"Hipotermia bisa menyebabkan gangguan ritme jantung (aritmia) dan tekanan darah rendah. Amati apakah ada tanda gangguan kognitif seperti kebingungan atau bicara tidak jelas, yang bisa menunjukkan cedera akibat dingin atau komplikasi lainnya," ujar Faisal.
Ia menyampaikan resusitasi jantung dan paru-paru atau pijat jantung harus segera dilakukan kalau orang yang mengalami hipotermia sudah
tidak merespons, bernapas sangat pelan, atau bahkan tidak bernapas.
Dalam kondisi yang demikian, orang yang bersamanya harus berusaha secepat mungkin meminta pertolongan dari tenaga profesional. (Ant/Z-1)
Petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menerima informasi dari salah satu orang tua pendaki, atas nama Ketut Ganes, Senin (30/6) pukul 02.15 Wita
Pendaki asal Malaysia bernama Nazril, 47, mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di kawasan Gunung Rinjani
Anggota SAR dan petugas dari BPBD Kudus serta relawan sejak pagi telah bergerak menuju titik diduga tempat jatuhnya seorang pendaki wanita tersebut.
Peristiwa yang menimpah Sugeng menjadi pengingat untuk semua, agar tetap berhati-hati dalam melakukan pendakian.
SEBUAH minibus berpenumpang 15 pendaki Gunung Merbabu yang hendak kembali ke Tangerang terguling di Jalan Lingkar Salatiga tepatnya di Salib Putih, Simpang Empat Kumpulrejo, Salatiga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved