Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Saraf Kejepit: Memahami Penyebab dan Pilihan Penanganannya

Muhammad Ghifari A
13/2/2025 19:36
Saraf Kejepit: Memahami Penyebab dan Pilihan Penanganannya
Syaraf Kejepit(Dok. Freepik)

SARAF kejepit, atau yang dikenal dengan HNP (Herniated Nucleus Pulposus), adalah masalah kesehatan yang dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, dan kelemahan pada bagian tubuh tertentu. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Penyebab saraf kejepit beragam, di antaranya adalah faktor usia, cedera, postur tubuh yang kurang baik, obesitas, dan gerakan berulang.

Seiring bertambahnya usia, jaringan tulang rawan di tulang belakang cenderung kehilangan elastisitasnya, sehingga lebih rentan mengalami kerusakan.

Cedera akibat kecelakaan, kebiasaan duduk atau berdiri dengan postur yang salah, serta aktivitas berulang juga bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit.

Gejala yang umum dirasakan meliputi nyeri di leher, punggung, atau kaki; sensasi kesemutan; kelemahan otot; dan mati rasa di area terdampak. Rasa nyeri dapat muncul dalam berbagai intensitas, mulai dari nyeri tumpul hingga sensasi seperti terbakar.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi medis berkembang pesat dalam menangani masalah ini. Salah satu inovasi terbaru adalah Endoskopi BESS PLUS (Biportal Endoscopic Spine Surgery), sebuah metode operasi tulang belakang dengan teknik minimal invasif.

Endoskopi BESS PLUS menggunakan dua sayatan kecil (biportal) untuk mengakses area yang bermasalah di tulang belakang. Teknik ini merupakan pengembangan dari metode endoskopi sebelumnya yang hanya menggunakan satu akses (uniportal).

"Teknik BESS PLUS merupakan langkah maju yang memungkinkan pandangan lebih luas dan tindakan yang lebih presisi," ujar Danu Rolian, dokter spesialis bedah saraf dari Sigma Brain and Spine Center di RS Jakarta, Kamis (13/2).

Keunggulan metode ini terletak pada penggunaan alat endoskopi yang dilengkapi kamera, yang membantu dokter mendapatkan visualisasi lebih jelas terhadap jaringan yang bermasalah.

Dengan sayatan minimal, risiko kerusakan jaringan sekitar berkurang, pendarahan lebih sedikit, dan proses pemulihan menjadi lebih cepat.

"Pasien yang menjalani operasi BESS PLUS biasanya bisa merasakan perbaikan gejala sejak di ruang pemulihan dan dapat pulang pada hari yang sama," jelas Danu.

Dengan hadirnya teknologi ini, harapan untuk hidup lebih nyaman tanpa gangguan saraf kejepit menjadi semakin terbuka.

Meskipun demikian, langkah pencegahan tetap penting, seperti menjaga postur tubuh, berolahraga secara teratur, dan menerapkan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan tulang belakang. (RO/Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya