Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Kemenkes: Penyakit Tidak Menular Akibat Rokok Terus Meningkat, Perokok Harus Waspada

M Iqbal Al Machmudi
08/2/2025 14:52
Kemenkes: Penyakit Tidak Menular Akibat Rokok Terus Meningkat, Perokok Harus Waspada
Ilustrasi, proses operasi jantung, salah satu penyakit tidak menular yang banyak terjadi akibat merokok.(Dok. Antara)

DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat untuk mulai berhenti kebiasaan merokok konvensional maupun elektrik, karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular.

"Kalau kita lihat trennya, sebenarnya rokok itu merupakan faktor risiko untuk penyakit tidak menular. Kita tahu bahwa dari tahun ke tahun klaim BPJS Kesehatan untuk penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, kanker, atau lainnya itu juga selalu meningkat," kata Nadia kepada Media Indonesia, Sabtu (8/2).

Jumlah kasus penyakit tidak menular akibat rokok tambah meningkat, bahkan pembiayaan kesehatannya pun sampai Rp3,3 triliun untuk kanker sendiri. Di sisi lain prevalensi secara umum orang  merokok juga meningkat.

"Kalau anak-anak terlihatnya turun, tapi sebenarnya nggak turun, karena jumlah absolutnya itu adalah sama. Dari sisi itu saja dan kalau kita jumlah kasus yang jantung atau stroke juga meningkat. Jadi, pembiayaan naik, jumlah kasus naik," ungkapnya.

Prevalensi perokok pada orang dewasa meningkat maka ia mengimbau masyarakat untuk mulai menurunkan kebiasaan merokok. Karena jika tidak ditangani saat ini pasti akan terjadi peningkatan jumlah kasus.

Saat ini iklan rokok secara daring sudah sangat masif dan diiklankan secara langsung maupun tidak langsung melalui podcast, olahraga, atau yang secara langsung melalui konser band-band yang digandrungi anak muda.

"Dengan cara yang sangat bagus membayar iklan melalui konser musik, podcast, event olahraga, hingga membeli restoran menjadi salah satu cara cross marketing," ujar Anggota Presidium GKIA Nia Umar.

Negara lain banyak sudah mengatur iklan rokok di internet sementara Indonesia juga harus mengambil langkah yang berani agar prevalensi perokok di Tanah Air bisa menurun.

"Semoga bisa didengar dan bisa terealisasikan segera. Sasarannya banyak kelompok muda mulai dari anak sekolah, remaja, dan anak muda yang biasa menggunakan vape ataupun rokok konvensional," pungkasnya. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya