Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HUMAN Metapneumovirus atau HMPV mudah menyebar di saat musim dingin serta tempat dengan ventilasi yang buruk. Hal itu diungkapkan Ketua Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan. "Ini ada penelitiannya di Scotland yang menunjukkan bahwa peningkatan insiden influenza tipe A atau tipe B dan juga HMPV maupun RSV terjadi pada suhu dingin dan kelembaban yang rendah," kata Erlina dalam webinar bertajuk Update Terkini Virus Respirasi: Human Metapneumovirus, Jumat (10/1).
Dalam studi lainnya, imbuh Erlina, pada hewan marmut menunjukkan transmisi virus HMPV lebih mudah terjadi pada suhu 5 derajat Celcius dan kelembaban udara yang rendah 20-35. "Ini nggak cocok sama Indonesia sebetulnya ya," imbuh dia.
Erlina menjelaskan, HMPV mudah menular karena medianya melalui droplet. Droplet yang mengandung virus tersebut stabil pada udara dingin dan kelembaban yang rendah. "Artinya apa? mestinya sih enggak banyak di Indonesia. Kita kan enggak ada winter, paling hujan-hujan," jelasnya.
Selain itu HMPV mudah menular pada kondisi lingkungan tertutup dengan ventilasi buruk. Misalnya ada satu orang yang terinfeksi lalu ventilasi rumahnya tidak baik. "Oleh sebab itu dianjurkan supaya sirkulasi udara bagus, buka jendela, buka pintu, dan sebaiknya perlu ada exhaust sehingga ada pertukaran udara atau menggunakan air filter," pungkas dia.(M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved