Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BMKG memperingatkan masyarakat akan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, yaitu periode 31 Desember 2024 hingga 6 Januari 2025. Faktor utama yang memengaruhi kondisi ini adalah Angin Monsun Asia yang disertai fenomena La Nina lemah, serta gelombang atmosfer aktif di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, bibit siklon tropis 94S yang terdeteksi di Samudera Hindia selatan Jawa juga turut memengaruhi dinamika atmosfer.
"Kelembapan udara di lapisan bawah hingga atas yang cenderung basah serta labilitas lokal yang kuat sangat mendukung terbentuknya awan-awan konvektif secara lokal," ujar BMKG dalam pernyataannya.
Kombinasi berbagai fenomena atmosfer ini menyebabkan variabilitas cuaca yang signifikan, termasuk hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di berbagai wilayah.
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan melanda wilayah-wilayah seperti Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan. Begitu pula dengan Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, sebagian besar wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, serta hampir seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sementara itu, hujan dengan intensitas lebih tinggi, yaitu lebat hingga sangat lebat, diperkirakan terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.
Selain hujan, potensi angin kencang juga diprediksi terjadi di beberapa wilayah, termasuk Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya di wilayah-wilayah yang rawan bencana.
"Kami mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Langkah preventif seperti membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar sangat penting untuk mengurangi risiko," jelas BMKG.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana dan mempersiapkan perlengkapan darurat.
Untuk mendapatkan informasi cuaca terkini, masyarakat diharapkan memantau kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG. (H-2)
BMKG merilis prakiraan cuaca 8 Juli 2025 yang mencakup potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk 38 kota besar di Indonesia pada Senin (7/7). Sejumlah wilayah diperkirakan mengalami hujan ringan hingga hujan petir.
Pada pagi umumnya berawan namun hujan ringan sudah turun di sejumlah daerah Jawa Tengah, memasuki siang diperkirakan cuaca kembali berawan.
Fenomena yang diantisipasi meliputi cuaca berawan tebal, hujan ringan hingga lebat, serta hujan disertai petir.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
Waspadai gelombang tinggi di perairan selatan, karena berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved