Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Kamus Oxford Tetapkan Brain Rot Sebagai Frasa 2024, Apa Artinya?

Ernest Narus
02/12/2024 09:18
Kamus Oxford Tetapkan Brain Rot Sebagai Frasa 2024, Apa Artinya?
Ilustrasi(Freepik)

SETELAH melalui pemungutan suara publik yang melibatkan lebih dari 37.000 orang, brain rot diumumkan sebagai frasa untuk tahun 2024 oleh Kamus Oxford, di tengah kekhawatiran atas konten media sosial yang tidak berujung dan membosankan.

Jika Anda menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggulir Instagram Reels dan TikTok tanpa berpikir, mungkin Anda menderita brain rot, yang telah menjadi frasa Oxford tahun ini.

Dilansir dari BBC, istilah brain rot menggambarkan kekhawatiran tentang dampak mengonsumsi konten daring berkualitas rendah dalam jumlah berlebih, terutama di media sosial. 

Penggunaan kata ini mengalami peningkatan frekuensi sebesar 230% dari 2023 hingga 2024.

Psikolog dan Profesor Universitas Oxford Andrew Przybylski mengatakan popularitas frasa tersebut merupakan gejala dari masa yang sedang kita jalani.

Frasa brain rot mengalahkan lima frasa lain yang masuk kandidat frasa tahun ini termasuk 'demure', 'romantasy', dan 'dynamic pricing'.

Bagi sebagian orang, istilah brain rot mungkin masih belum diketahui atau bahkan jarang didengar. Nah, untuk mengetahui lebih jauh arti dari kata yang telah dipilih Oxford sebagai frasa tahun ini, yuk simak penjelasan berikut ini.

Apa itu Brain rot?

Istilah brain rot (Kerusakan otak) didefinisikan sebagai kemunduran mental atau intelektual seseorang, terutama bila dilihat sebagai akibat dari konsumsi berlebihan terhadap materi yang dianggap remeh atau tidak penting.

Penggunaan istilah brain rot pertama kali tercatat jauh sebelum terciptanya internet, dituliskan pada 1854 oleh Henry David Thoreau dalam bukunya yang berjudul Walden.

Dia mengkritik kecenderungan masyarakat untuk merendahkan ide-ide yang kompleks dan bagaimana hal ini menjadi bagian dari kemerosotan umum dalam upaya mental dan intelektual.

Kata ini awalnya menarik perhatian di media sosial di kalangan komunitas Gen Z dan Gen Alpha, tetapi sekarang digunakan di arus utama sebagai cara untuk menggambarkan konten berkualitas rendah dan bernilai rendah yang ditemukan di media sosial.

Przybylski mengatakan, belum ada bukti mengenai kerusakan otak akibat mengonsumsi tayangan di media sosial.

"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pembusukan otak benar-benar terjadi. Sebaliknya, kata itu menggambarkan ketidakpuasan kita terhadap dunia daring dan kata itu dapat kita gunakan untuk menggabungkan kecemasan yang kita miliki terhadap media sosial," ungkapnya dikutip dari BBC.

Presiden Oxford Languages Casper Grathwohl mengatakan, dengan menengok kembali frasa tahun ini (brain rot) selama dua dekade terakhir, mampu mengungkap bagaimana berkembangnya kehidupan virtual di tengah masyarakat.

"Anda dapat melihat semakin besarnya keasyikan masyarakat dengan bagaimana kehidupan virtual kita berevolusi, bagaimana budaya internet merasuki begitu banyak jati diri kita dan apa yang kita bicarakan," ungkapnya.

Kata pemenang tahun lalu, rizz, adalah contoh menarik tentang bagaimana bahasa semakin dibentuk, ditata, dan dibagikan dalam komunitas daring.

Kerusakan otak merupakan salah satu bahaya yang dirasakan dalam kehidupan virtual, dan bagaimana kita menggunakan waktu luang kita.

Rasanya seperti babak baru yang tepat dalam percakapan budaya tentang kemanusiaan dan teknologi. Tidak mengherankan bahwa begitu banyak pemilih menerima istilah tersebut, mendukungnya sebagai pilihan kita tahun ini.

Dalam menentukan kata tahun ini, terdapat lima kata lainnya yang masuk daftar pendek termasuk 'demure', yang menjadi terkenal setelah tren media sosial selama musim panas yang merujuk pada perilaku yang terkendali atau bertanggung jawab. 

Selain itu ada  'dynamic pricing', yaitu harga suatu produk atau layanan bervariasi untuk mencerminkan permintaan. 

Selanjutnya adalah 'lore', sekumpulan fakta dan informasi latar belakang yang terkait dengan seseorang atau sesuatu, kemudian 'romantasy' , genre fiksi yang menggabungkan romansa dan fantasi. Terakhir ada kata 'slop', yang memiliki arti konten berkualitas rendah yang dibuat secara daring menggunakan kecerdasan buatan.

Kata-kata kamus lainnya tahun ini

Kamus Universitas Oxford bukan satu-satunya yang memiliki frasa tahun ini, bulan lalu, Kamus Cambridge mengumumkan bahwa kata 'manifest' adalah pemenangnya.

Arti dari kata tersebut adalah membayangkan tercapainya sesuatu yang diinginkan, dengan keyakinan bahwa dengan melakukan hal itu, kemungkinan besar hal itu akan terwujud.

Hal ini muncul setelah tren kesehatan global yang didukung oleh para selebriti termasuk penyanyi Dua Lipa yang mengatakan dia mewujudkan penampilan utamanya di Glastonbury.

Kamus Collins juga mengumumkan pada November lalu, kata tahun ini adalah 'brat', sebuah kata yang ada di mana-mana selama beberapa bulan terakhir berkat album viral Charli XCX.

Brat diartikan sebagai seseorang dengan sikap percaya diri, mandiri, dan hedonistik. Ini dimulai sebagai nama album nomor satu milik Charli, tetapi bisa dibilang telah berkembang menjadi sebuah gerakan budaya bagi sebagian orang, dengan orang-orang mengadopsi gaya hidup nakal.

Menurut Dictionary.com, fenomena internet lain telah mengilhami kata tahun ini, yaitu 'demure'. Kata tersebut mulai populer pada Agustus lalu setelah kreator konten, Jools Lebron, mengunggah postingan di TikTok tentang pakaian kerjanya yang sopan dan riasan wajahnya yang penuh kesadaran.

Tren sangat sopan atau penuh perhatian mulai muncul setelah itu dan ide satir tersebut mengolok-olok ide stereotip tentang kewanitaan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik