Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
GREY Art Gallery Bandung berkolaborasi dengan Ourchetype mempersembahkan pameran interaktif bertajuk Pustaka Cita. Pameran Pustaka Cita ini menawarkan pengalaman kepada pengunjung untuk dapat menjelajahi personalitinya melalui kacamata sejarah. Mengantarkan pengunjung bertualang ke masa lalu, melihat proyeksi diri dalam arsitektur kuno Braga.
Art Director OurChetype, Andi Abdulkodir, Minggu (1/12), mengatakan pameran ini mengangkat tema konsep psikologi dari Carl G. Jung tentang arketipe. Ini sendiri adalah pola dasar atau model universal yang menjadi landasan perilaku, karakter, atau ide yang hadir dalam pikiran manusia dan budaya secara kolektif.
"Konsep ini, diperkenalkan oleh Carl Jung dalam psikologi sebagai bagian dari tak sadar kolektif, mencakup peran atau gambaran universal seperti pahlawan, ibu, atau orang bijak. Arketipe mencerminkan tema mendasar yang relevan dengan kemanusiaan, membantu memahami diri sendiri, serta menjembatani pengalaman antarindividu dan budaya, dengan
makna mendalam dalam seni, sastra, dan tradisi," jelas Andi.
Menurut Andi, pengunjung akan diajak menyapa kembali dirinya sekaligus dengan konsep arketipe melalui media-media interaktif yang menggabungkan physical & digital experience. Arketipe Carl Jung memberikan kerangka untuk memahami bagaimana pola-pola universal dalam ketidaksadaran kolektif terhubung dengan dinamika sosial, budaya dan psikologis masyarakat.
"Dengan memahami arketipe, kita dapat mengeksplorasi akar perilaku manusia, konflik sosial, dan bagaimana masyarakat bertransformasi melalui narasi yang terus berkembang," ucap Andri.
General Manager Grey Art Gallery, Angga Atmadilaga menambahkan pameran ini tidak hanya menyajikan instalasi yang memanjakan mata, akan tetapi mendengarkan pengunjung melalui tanya-jawab. Pameran ini mengedepankan konsep desain yang dinamis, dimana pengalaman pengunjung menjadi bagian utama dari karya seni, mengalihkan fokus dari seniman kepada interaksi individu dan kolektif para peserta.
"Pada akhir perjalanan, Ourchetype akan memberimu kacamata baru dalam melihat bangunan Braga. Tak lagi sebuah pemandangan yang membangkitkan nostalgia, tetapi menjadi media untuk berkomunikasi ke dalam diri yang seringkali kita lewatkan dalam kehidupan yang serba cepat," papar Angga.
Pameran ini lanjut Angga, berlangsung dari 29 November 2024 hingga 01 Januari 2025. Dengan harga tiket masuk Grey Art Gallery sebagai berikut, Senin - Kamis Rp25.000/orang dan Jumat-Minggu serta hari libur nasional harga tiket Rp35.000/orang.
Untuk diketahui Grey Art Gallery Bandung, merupakan ruang kreatif baru yang memberikan pengalaman artistik yang unik dan inspiratif di Kota Bandung yang menghadirkan pengalaman artistik, ekspresi seni rupa, dan nilai-nilai edukatif seni melalui beragam program pameran, workshop, residensi dan diskusi.
Grey Art Gallery percaya bahwa seni memiliki kekuatan untuk menghubungkan, menginspirasi, dan merangsang pemikiran
serta kesadaran dengan cara yang khas. Maka program-program yang dirancang menjadi titik temu yang dinamis antara para seniman dan publik, dimana pelaku seni dikondisikan untuk berbagi karya mereka dengan masyarakat, sehingga menciptakan kesempatan untuk pengembangan, pemahaman dan peningkatan wawasan terhadap seni.
Dengan menghadirkan pameran seni yang beragam, workshop praktis, residensi seniman dan diskusi terbuka, Grey Art gallery berharap dapat memberikan ruang bagi kolaborasi serta pertukaran gagasan sehingga masyarakat dapat terlibat secara langsung dalam proses berkesenian, mengenal serta berproses kreatif, juga melibatkan diri dalam beragam diskusi kebudayaan yang mendorong refleksi dan pemikiran kritis.
Melalui upaya ini, Grey Art gallery berusaha dapat membantu membangun ekosistem seni rupa yang lebih baik di Indonesia, menjadi motor penggerak untuk perkembangan seni rupa dan memposisikan Grey Art Gallery sebagai etalase inspiratif dan menjadi salah satu barometer dalam melihat perkembangan seni rupa di Indonesia.
Sementara itu, Ourchetype merupakan pameran interaktif yang tercetus dari sebuah proses berempati, tentang memahami diri yang tercermin dalam beragam bentuk menggunakan pola karakter tertentu. Desain eksibisi ini tidak hanya mengedepankan fitur interaktifnya, tetapi keunggulannya justru pada caranya membangun keterhubungan dengan pengguna.
Hal ini menjadikan desain eksibisi ini sangat aplikatif terhadap pesan yang ingin disampaikan, termasuk kali ini dalam membangun awareness terhadap bangunan heritage di Bandung, khususnya di area Braga. Saat ini, Ourchetype sudah mengadakan delapan seri pameran, masing-masing dengan tema dan venue yang berbeda. Hingga saat ini, setidaknya sudah 25.000 pengunjung yang menjelajahi Ourchetype. (N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved